Jakarta, CNN Indonesia --
Ribuan warga Malaysia turun ke jalan di Kuala Lumpur pada Sabtu (26/7) untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Mereka juga menyerukan kurangnya reformasi dari pemerintah persatuan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Unjuk rasa itu diselenggarakan partai-partai oposisi dan menandai protes besar pertama di negara dengan ekonomi terbesar keenam di Asia Tenggara tersebut, sejak Anwar berkuasa setelah Pemilu 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengunjuk rasa berkumpul di berbagai titik di sekitar pusat kota sebelum berkumpul di Lapangan Merdeka, membawa plakat bertuliskan "Turun Anwar."
"Biaya hidup masih tinggi," kata Fauzi Mahmud yang berprofesi sebagai insinyur saat protes, seperti diberitakan AFP pada Sabtu (26/7).
Ia datang dari Selangor dan mengatakan, "Dia (Anwar) telah memerintah negara ini selama tiga tahun dan belum memenuhi janji-janji yang dibuatnya."
"Anwar telah mengunjungi banyak negara untuk mendatangkan investasi, tetapi kami belum melihat hasilnya," ujarnya merujuk pada kunjungan PM Anwar baru-baru ini, termasuk ke Rusia dan Eropa.
Anwar diangkat sebagai perdana menteri dengan tiket reformis dan janji memberantas korupsi, nepotisme, dan kronisme dalam sistem politik negara Asia Tenggara yang terpecah belah itu.
Beberapa hari jelang demo, Anwar Ibrahim memaparkan serangkaian langkah populis yang bertujuan mengatasi berbagai masalah, termasuk pemberian bantuan tunai kepada seluruh warga dewasa Malaysia dan janji menurunkan harga BBM.
Anwar pada Rabu (23/7) mengumumkan warga Malaysia di atas 18 tahun akan menerima bantuan langsung 100 ringgit atau sekitar Rp387,5 ribu (1 ringgit=Rp3.875,40.) yang akan didistribusikan mulai 31 Agustus.
Ia menambahkan sekitar 18 juta pengendara di Malaysia akan memenuhi syarat untuk membeli bahan bakar beroktan menengah bersubsidi besar dengan harga 1,99 ringgit (Rp7.712,05.) per liter.
Angka itu lebih murah dibandingkan dengan harga saat ini 2,05 ringgit yang setara Rp7.944,57.
Mahathir Mohamad ikut demo desak Anwar Ibrahim mundur di Kuala Lumpur, Sabtu (26/7/2025). (AFP/Mohd Rasfan)
Para analis politik memandang pengumuman tersebut sebagai langkah strategis untuk meredakan frustrasi publik yang semakin meningkat dan mencegah orang-orang bergabung dalam protes pada 26 Juli.
Namun, survei terbaru yang dilakukan Merdeka Centre for Opinion Research, lembaga independen yang berbasis di Malaysia, menemukan bahwa mayoritas pemilih Malaysia memberikan tingkat persetujuan positif sebesar 55 persen kepada Anwar.
Alasannya antara lain meredanya gejolak politik dalam beberapa tahun terakhir serta upaya untuk meningkatkan profil Malaysia melalui kepemimpinannya di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini.
(afp/chri)