Jakarta, CNN Indonesia --
Inggris dan 13 negara sekutu Amerika Serikat menuding Iran tengah merencanakan penculikan dan pembunuhan di negara-negara Barat.
Dalam pernyataan terbuka yang dirilis Kamis (31/7) Inggris, AS, Prancis, Jerman, hingga Kanada menyebut Iran melakukan operasi lintas negara yang mencakup penculikan, intimidasi, dan pembunuhan.
Pemerintah negara-negara Barat itu lantas mengecam operasi yang disebut dilakukan di Eropa dan Amerika Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bersatu dalam upaya melawan dinas intelijen Iran membunuh, menculik, dan menyakiti orang-orang di Eropa dan Amerika Utara yang merupakan pelanggaran jelas terhadap kedaulatan kami," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut, seperti dikutip Al Jazeera.
Negara-negara yang bertanda tangan di antaranya, yaitu Albania, Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Belanda, Spanyol, dan Swedia. Mereka mendesak pihak berwenang Iran untuk menghentikan operasi tersebut.
Komite parlemen Inggris baru-baru ini menyebut agen intelijen Iran terlibat dengan setidaknya 15 plot kejahatan yang menargetkan individu-individu di Inggris sejak 2022.
Pada Maret, pemerintah Inggris menyatakan Iran kini akan diminta untuk menginformasikan segala aktivitas terkait pengaruh politik di Inggris seiring dengan "meningkatnya agresi" dari dinas intelijen Teheran.
Pada Mei, polisi Inggris menangkap tujuh warga Iran atas dugaan ancaman terhadap keamanan nasional, yang menurut Kementerian Luar Negeri Teheran "mencurigakan dan tidak beralasan".
Sementara itu di Belanda, dinas keamanan menyatakan Iran berada di balik upaya pembunuhan seorang pembangkang Iran di Belanda pada 2024 yang berhasil digagalkan. Iran telah membantah tuduhan tersebut.
Operasi lintas negara Iran ini disebut-sebut melibatkan kelompok kriminal internasional yang berbasis di Barat.
Di AS, Departemen Kehakiman mendakwa tiga anggota geng yang berbasis di Eropa serta satu pejabat senior Iran atas tuduhan merencanakan pembunuhan seorang jurnalis Iran-Amerika.
Dua orang dihukum tahun ini, dengan orang ketiga mengaku bersalah. Jaksa mengeklaim orang-orang tersebut bertindak atas perintah pemerintah Iran. Kementerian Luar Negeri Iran telah membantah tuduhan itu.
(blq/dna)