Ketua ASEAN Desak Kamboja-Thailand Gencatan Senjata usai Perang

1 day ago 8

CNN Indonesia

Jumat, 25 Jul 2025 14:35 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Asosiasi Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini, Malaysia, mendesak Kamboja dan Thailand gencatan senjata usai perang yang menewaskan belasan warga sipil.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan desakan tersebut saat berbincang via telepon dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri sementara Thailand Phumtham Wechayachai pada Kamis (24/7) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam percakapan kami, dalam kapasitas Malaysia sebagai Ketua ASEAN untuk tahun 2025, saya mengimbau secara langsung kepada kedua pemimpin untuk segera melakukan gencatan senjata guna mencegah permusuhan lebih lanjut dan menciptakan ruang bagi dialog damai dan penyelesaian diplomatik," kata Anwar dalam unggahan di akun Instagramnya.

Dia juga menyambut baik sinyal positif dan kesediaan kedua negara yang mempertimbangkan langkah tersebut di masa mendatang. Anwar juga menekankan Negeri Jiran siap menjadi fasilitator dialog damai.

"Malaysia siap membantu dan memfasilitasi proses ini dengan semangat persatuan dan tanggung jawab bersama ASEAN," imbuh dia.

Lebih lanjut, Anwar menyinggung posisi blok Asia Tenggara ini. Menurut dia, kekuatan ASEAN terletak pada solidaritasnya.

"Perdamaian harus selalu menjadi pilihan kolektif dan tak tergoyahkan kita," ujar PM Malaysia itu.

Malaysia, lanjut dia, juga menyampaikan kekhawatiran yang mendalam atas eskalasi yang terjadi di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand.

Perang Thailand dan Kamboja berkobar pada Kamis pagi waktu setempat. Mereka saling membela diri sekaligus menyalahkan.

Thailand menuduh Kamboja sengaja menerbangkan drone ke wilayah mereka kemudian meluncurkan roket ke desa-desa di sepanjang Distrik Phanom Dong Rak, Surin.

Thailand kemudian merespons dengan meluncurkan jet tempur F-16 dan menggempur pangkalan militer Kamboja. Sementara itu, Kamboja mengeklaim Thailand yang memulai serangan.

Terlepas dari saling klaim itu, hingga kini korban tewas imbas perang mencapai 14 orang, puluhan lainnya luka-luka, dan ratusan ribu orang yang tinggal di perbatasan mengungsi.

(isa/rds/bac)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |