Menteri Pertanian Jepang Minta Maaf usai Pamer Tak Pernah Beli Beras

4 hours ago 3

tim | CNN Indonesia

Senin, 19 Mei 2025 20:30 WIB

Mentan Jepang meminta maaf kepada publik imbas komentarnya yang mengaku tak pernah perlu membeli beras kala masyarakat protes kenaikan harga bahan pokok itu. Mentan Jepang meminta maaf kepada publik imbas komentarnya yang mengaku tak pernah perlu membeli beras kala masyarakat protes kenaikan harga bahan pokok itu. (Foto: AFP/TOSHIFUMI KITAMURA)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, meminta maaf secara publik pada Senin (19/5) setelah menyatakan ia "tidak pernah perlu membeli beras" di saat masyarakat banyak memprotes soal kenaikan harga beras.

Komentar yang dianggap tone-deaf itu dilontarkan Eto dalam acara penggalangan dana politik pada Minggu dan pertama kali dilaporkan oleh Kyodo News hingga tersebar cepat ke media lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dalam rekaman yang ditayangkan stasiun penyiaran publik NHK memperlihatkan Eto tengah berbicara di podium dalam acara tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak pernah harus membeli beras karena para pendukungnya kerap memberikannya sebagai hadiah. 

Eto bahkan terdengar mengaku bahwa ia "punya cukup banyak beras hingga bisa dijual."

"Saya baru saja dimarahi istri lewat telepon. Kami hanya berdua, jadi biasanya memang cukup (beras), tapi dia bilang kalau beras habis, dia tetap pergi membelinya," kata Eto kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Eto itu pun memicu kemarahan publik terutama di media sosial karena dianggap tidak bisa bersimpati kepada warga yang tengah menghadapi kenaikan harga beras.

"Anda sudah tamat. Cepat mundur!" tulis seorang pengguna di X.

Menanggapi pertanyaan wartawan pada Senin, Eto meminta maaf atas pernyataannya tersebut. Ia mengakui telah salah bicara dan mungkin melebih-lebihkan demi menghibur hadirin. Namun, ia menghindari pertanyaan soal apakah ia berniat mengundurkan diri.

Respons publik terhadap pernyataan Eto menyoroti betapa isu beras menjadi topik sensitif bagi pemilih di Jepang. Hal ini pun bisa berdampak buruk bagi Partai Demokrat Liberal (LDP) pimpinan Perdana Menteri Shigeru Ishiba menjelang pemilu majelis tinggi pada Juli mendatang.

Survei opini Kyodo News pada Minggu menunjukkan tingkat dukungan terhadap Ishiba turun ke titik terendah, hanya 27,4%, dengan hampir sembilan dari sepuluh responden menyatakan tidak puas terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras.

Setelah sempat turun untuk pertama kalinya dalam 18 minggu, harga beras eceran kembali naik pada pekan yang berakhir 11 Mei lalu.

Data menunjukkan harganya tetap dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang naik akibat gelombang panas ekstrem yang merusak panen serta lonjakan permintaan dari sektor pariwisata.

Untuk kemasan 5 kilogram, harga rata-rata beras di supermarket mencapai 4.268 yen (sekitar Rp484 ribu), naik 54 yen dibandingkan pekan sebelumnya.

Pemerintah telah mulai mengeluarkan stok darurat beras sejak Maret guna menekan harga, namun sejauh ini belum membuahkan hasil yang signifikan.

(tim/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |