CNN Indonesia
Selasa, 06 Mei 2025 10:34 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Vatikan mengumumkan seluruh kardinal 133 orang sudah tiba di Roma, Italia, pada hari ini, Selasa (6/5) untuk mengikuti pemilihan Paus baru atau Conclave.
Lebih lanjut, Vatikan menyatakan 180 kardinal termasuk 132 elektor ikut dalam pertemuan pada Senin pagi. Satu elektor juga sebetulnya sudah ada di Roma, tetapi tak ikut serta dalam diskusi, demikian dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya kardinal elektor berjumlah 135 orang. Namun, otoritas Vatikan menyebut dua kardinal dari Spanyol dan Kenya tak bisa mengikuti conclave karena alasan kesehatan.
Dalam diskusi pada Senin, Juru bicara Vatikan mengatakan pertanyaan yang kerap muncul adalah "kekhawatiran yang kuat" soal perpecahan di dalam Gereja.
Perpecahan itu kemungkinan merujuk ke keputusan Fransiskus yang mengizinkan pemberkatan pasangan sesama jenis dan peran perempuan di gereja.
Para kardinal juga berbicara soal profil Paus masa depan.
"Sosok yang harus hadir, dekat, mampu menjadi jembatan dan pembimbing," kata jubir itu.
Dia lalu berujar, "seorang gembala yang dekat dengan kehidupan nyata umat."
Tak lama usai Paus Fransiskus meninggal, sederet nama kandidat pemimpin gereja Katolik bermunculan. Di antara nama-nama itu ada dua yang disebut jadi calon terkuat yakni Kardinal Pietro Parolin dari Italia dan Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina.
Namun, sejumlah pihak menyatakan tak menutup kemungkinan paus terpilih tak masuk dalam daftar yang sudah beredar di publik.
Daftar nama calon pun berubah seiring berjalannya waktu.
"Daftar bisa berubah, dan saya pikir akan terus berubah dalam beberapa hari ke depan," kata Kardinal Vincent Nichols dari Inggris.
"Ini adalah proses yang bagi saya masih jauh dari selesai, masih jauh dari selesai," imbuh dia.
Conclave akan mulai digelar Rabu (7/5) di Kapel Sistina. Sejumlah kardinal mengatakan proses ini hanya memakan waktu beberapa hari.
Sebelum memulai proses pemilihan, para kardinal akan terlebih dahulu disumpah untuk menjaga rahasia. Mereka juga bakal diisolasi termasuk dilarang memegang alat komunikasi apapun agar terhindar dari intervensi luar.
Conclave kali ini mayoritas dihadiri kardinal dari global south atau negara berkembang dengan jumlah sekitar 80 persen dari keseluruhan elektor.
(isa/bac)