Trump-Zelensky Cekcok, Perjanjian Akses Tanah Jarang Batal Diteken

1 week ago 4

CNN Indonesia

Sabtu, 01 Mar 2025 14:56 WIB

Donald Trump dan Volodymyr Zelensky batal meneken perjanjian akses Amerika Serikat ke tanah jarang Ukraina pada Jumat (28/2). Donald Trump dan Volodymyr Zelensky batal meneken perjanjian akses Amerika Serikat ke tanah jarang Ukraina pada Jumat (28/2). (REUTERS/Brian Snyder)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky batal meneken perjanjian akses Amerika Serikat ke tanah jarang Ukraina yang seharusnya terjadi pada Jumat (28/2) waktu AS.

Pembatalan tersebut muncul usai kedua kepala negara itu adu mulut saat membahas nasib perang Rusia-Ukraina hingga berujung Zelensky diusir dari Ruang Oval, Gedung Putih.

Mulanya, Zelensky dan Trump dijadwalkan menandatangani kesepakatan akses tanah jarang Ukraina saat konferensi pers usai pertemuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dalam pertemuan itu, di hadapan media mereka cekcok soal perang Rusia-Ukraina. Setelah itu, konferensi pers dibatalkan begitu pula dengan penandatangan perjanjian itu, demikian dikutip Xinhua.

Pejabat Amerika Serikat juga mengonfirmasi kesepakatan mineral AS-Ukraina tak jadi ditandatangani sebelum Zelensky meninggalkan Gedung Putih, demikian dikutip Financial Post.

[Gambas:Video CNN]

Perjanjian tersebut menjadi sorotan karena dianggap sebagai langkah penting Ukraina membalas AS yang sudah membantu mereka melawan Rusia selama invasi.

Trump dan Zelensky adu mulut di depan media dunia di Ruang Oval.

Saat membahas perang, Trump mengatakan Ukraina harus membuat kompromi demi perundingan damai dengan Rusia. Namun, dia tak menjamin jika perdamaian tercipta, Ukraina mendapat wilayah yang dicaplok Negeri Beruang Merah.

Zelensky sontak menolak gagasan tersebut. Singkat cerita, Trump mencaci dia dan menyebut Presiden Ukraina terlalu percaya diri serta belum siap negosiasi damai.

Usai jadi sorotan, Zelensky merasa tak perlu meminta maaf ke Trump. Namun, dia menyesali pertengkaran itu dan menyatakan ingin AS di pihak Ukraina dan meyakini hubungannya dengan AS masih bisa diperbaiki.

Zelensky berpendapat hubungan AS dan Ukraina lebih dari sekadar dua presiden. Ia pun mengakui Ukraina sangat membutuhkan bantuan AS dalam perang melawan Rusia.

"Tentu saja [hubungannya dengan AS bisa diperbaiki]," ujar Zelensky dalam wawancara bersama Fox News, saluran media kesukaan Donald Trump. "Akan sulit tanpa dukung Anda [Presiden AS Donald Trump]."

(chri/isa)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |