Jakarta, CNN Indonesia --
Gengster kriminal dilaporkan terus memperluas daerah kekuasaan bahkan "menguasai" hampir setengah kota-kota di wilayah Amazon, Brasil.
Laporan sebuah lembaga nirlaba berpengaruh memaparkan operasi gangster yang makin meluas dan berpengaruh di kota-kota dekat kawasan Amazon ini turut mengancam kelestarian hutan hujan tropis terbesar di dunia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelompok kriminal ini berusaha memperluas serta mengoptimalkan kegiatan ilegal mereka," kata David Marques, salah satu penyusun laporan, kepada Associated Press, dikutip CNN.
"Selain perdagangan narkoba, terjadi peningkatan pemerasan dan pelanggaran lingkungan," tambahnya.
Menurut Marques, meningkatnya pengaruh geng-geng kriminal memicu perebutan wilayah, maraknya penggunaan senjata, dan tingkat kekerasan yang meningkat.
Lembaga itu melaporkan jaringan geng-geng kriminal itu kini beroperasi di 344 dari 772 kota/kabupaten atau sebanyak 45%. Angka ini naik 32% dari 260 wilayah sebelumnya dan lebih dari dua kali lipat dibanding dua tahun lalu.
Sementara itu, pengaruh geng Red Command, salah satu kelompok kriminal paling kuat dan menjadi target pemerintah, terus meluas dua kali lipat sejak 2023.
Polisi bahkan sampai melancarkan operasi razia brutal menumpas anggota Red Command hingga menewaskan 121 orang pada akhir Oktober lalu.
Pada 2024, data menunjukkan ada sebanyak 8.047 pembunuhan di wilayah itu, dengan angka 27,3 kasus per 100.000 orang atau 31% lebih tinggi rata-rata nasional.
Red Commando yang berbasis di Rio menguasai jalur sungai bersama kartel asal Peru dan Kolombia.
Penyebaran narkoba diarahkan ke sejumlah pelabuhan penting seperti Manaus, Santarem, Barcarena, Macapa, dan Belem , kota tuan rumah COP30.
Sementara, First Capital Command asal Sao Paulo fokus menggunakan landasan udara ilegal di daerah terpencil untuk mendukung kegiatan penambangan ilegal.
Selain Komando Merah dan rival utamanya, First Capital Command, sekitar 17 geng kriminal lain juga memperluas operasinya di Brasil, termasuk Tren de Aragua dari Venezuela, yang pernah menjadi target operasi militer di era Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sementara itu, Direktur Keamanan Publik Brasil, Renato Sérgio de Lima, menegaskan pemberantasan kejahatan terorganisir di Amazon harus mempertimbangkan model pembangunan baru yang tidak mengandalkan eksploitasi sumber daya.
RUU yang disahkan majelis rendah parlemen Brasil pada Selasa (18/11) itu akan memperberat hukuman bagi berbagai kejahatan jika pelakunya anggota geng, termasuk menaikkan hukuman pembunuhan berencana dari 6-20 tahun menjadi 20-40 tahun.
RUU itu memberi wewenang bagi pemerintah untuk menyita aset sebelum vonis dan mewajibkan para pemimpin geng ditahan di penjara federal berkeamanan tinggi.
Kini, RUU itu dibawa ke Senat dan kemungkinan akan diubah, namun tetap versi komprominya diyakini tetap akan lolos karena isu kriminalitas menjadi perhatian utama masyarakat
(rnp/rds)

3 hours ago
2
















































