Inggris-Prancis Cs Batal Deklarasi Bersama Akui Palestina, Ada Apa?

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Inggris dan Prancis dilaporkan tak jadi berfokus pada rencana untuk bersama-sama mengakui negara Palestina dalam sebuah konferensi yang akan digelar di New York, Amerika Serikat, pada 17-20 Juni mendatang.

Menurut para diplomat yang terlibat, konferensi tersebut kini hanya akan berfokus pada penyusunan langkah-langkah menuju pengakuan, bukan pengakuan langsung terhadap kemerdekaan Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip The Guardian, perubahan ini merupakan kemunduran dari rencana awal yang sebelumnya sekelompok negara besar berencana mengupayakan deklarasi bersama pengakuan negara Palestina, termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti Prancis dan Inggris.

Presiden Emmanuel Macron sebelumnya menggambarkan langkah pengakuan terhadap negara Palestina ini sebagai "kewajiban moral dan tuntutan politik".

Ia bahkan menyiratkan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina bisa diberikan sebagai imbalan jika Arab Saudi bersedia mengakui Israel dalam forum tersebut.

Namun, pejabat Prancis dilaporkan telah memberi tahu pihak Israel, yang tak suka dengan rencana itu, bahwa konferensi di New York nanti bukan momen untuk memberikan pengakuan resmi terhadap negara Palestina.

Sebagai gantinya, konferensi tersebut akan difokuskan untuk merumuskan langkah-langkah menuju pengakuan Palestina, yang akan bergantung pada sejumlah prasyarat dan konsesi dari pihak Palestina.

Beberapa syarat tersebut mencakup gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan sandera Israel, reformasi Otoritas Palestina, rekonstruksi ekonomi, serta berakhirnya kekuasaan Hamas di Jalur Gaza.

Dikutip The Middle East Eye, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, pada Jumat mengatakan memberikan pengakuan terhadap negara Palestina dalam konferensi tersebut hanya akan bersifat "simbolis".

Ia juga menegaskan bahwa sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Prancis punya "tanggung jawab khusus" untuk tidak mengambil keputusan sepihak tanpa dukungan dari negara-negara sekutu.

Meskipun 147 negara di dunia telah mengakui negara Palestina, sebagian besar negara Eropa masih belum melakukannya. Selama ini, negara-negara Eropa itu menyatakan bahwa pengakuan terhadap Palestina hanya bisa diberikan jika ada persetujuan dari Israel serta langkah timbal balik dari negara-negara Arab.

Namun, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia telah mengakui negara Palestina pada 2024 lalu imbas agresi brutal Israel ke Jalur Gaza yang masih berlangsung hingga hari ini.

Saat ini semakin banyak pula pihak yang berpandangan bahwa pengakuan sepihak perlu dilakukan sebagai bentuk tekanan terhadap Israel agar mengubah pendekatannya terhadap Palestina, terutama Gaza.

Pekan lalu, diplomat Israel Alon Pinkas mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dorongan Prancis untuk mengakui Palestina adalah "serius dan mendapat dukungan dari sebagian besar Uni Eropa dan Arab Saudi".

Namun, baik Inggris maupun Prancis mendapat tekanan dari Amerika Serikat terkait rencana tersebut. Sementara itu, Israel menanggapi rencana negara Eropa itu dengan mengumumkan rencana perluasan permukiman di Tepi Barat Palestina secara ilegal.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa pembangunan 22 pemukiman tambahan di wilayah pendudukan merupakan "langkah strategis untuk mencegah berdirinya negara Palestina".

(rds/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |