Kecam Trump, Warga Kanada Ramai-ramai Boikot Produk AS

5 days ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian warga Kanada menyerukan boikot produk Amerika Serikat menyusul langkah Presiden Donald Trump yang menerapkan tarif perdagangan.

Sejak Januari lalu setelah resmi dilantik, Trump semakin gencar mengancam bahwa AS akan mencaplok Kanada dan menghancurkan ekonominya dengan menerapkan tarif dagang yang tinggi.

Setelah tarif resmi berlaku, banyak warga hingga pengusaha Kanada mulai mengganti makanan dan produk yang berasal dari AS dengan alternatif lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya tomat asal California diganti dengan tomat Italia, pepperoni buatan Ohio diganti dengan daging yang diproduksi di Ontario dan Quebec, hingga minuman kaleng seperti Coca Cola diganti dengan air soda yang dimaniskan dengan sirup maple Kanada.

Salah satu pemilik restoran pizza di Toronto bagian barat, Graham Palmateer, mengatakan ia mengganti produk-produk bahan material pizzanya yang semula diimpor dari AS menjadi produk lokal. 

"Pada satu titik, saya berpikir, sudah cukup. Saya harus melakukan ini," ujar Palmateer kepada CNN.

Gerakan ini langka terlihat di Kanada dengan masyarakat yang terkenal sopan dan jarang memberontak.

Sejak Trump pertama kali mengancam akan memberlakukan tarif besar-besaran pada impor Kanada dan menyebut negara itu sebagai "negara bagian ke-51" AS, sentimen anti-Amerika dan antipati terhadap Trump terus meningkat di Kanada.

Tak hanya memboikot produk, orang-orang Kanada juga banyak yang membatalkan liburan ke AS dan mencemooh lagu kebangsaan Negeri Paman Sam "The Star-Spangled Banner" setiap ada event olahraga.

Dalam pertandingan hoki es antara Kanada dan AS bulan lalu, tensi geopolitik begitu terasa ketika pemain dari kedua tim saling melempar pukulan.

Beberapa warga Kanada, seperti Palmateer, memboikot produk AS-langkah yang tidak selalu mudah mengingat hubungan ekonomi yang erat antara kedua negara, dengan perdagangan bilateral mencapai lebih dari $760 miliar tahun lalu.

"Kami, sebagai orang Kanada, tidak suka mencari masalah," kata Dylan Lobo, warga Toronto yang menjalankan gerakan Made in Canada di media sosial. Gerakan itu belakangan mengalami lonjakan kunjungan dari warga Kanada yang ingin mendukung merek lokal sebagai respons terhadap ancaman Trump.

"Ini adalah serangan terhadap Kanada," katanya.

Selain Lobo, seorang warga Windsor Ontario, Hohn Liedtke, juga meluapkan kekesalan serupa terhadap AS. 

"Saya bisa katakan bahwa saat ini, orang Kanada marah, kecewa, dan kesal," kata John Liedtke

"Saya tahu beberapa orang yang berkata, 'Saya tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di sana,'" ujarnya kepada CNN.

Nikki Gauthier, seorang perawat pensiunan yang tinggal di St. Catharine's, Ontario, mengaku langsung merasa marah ketika mendengar tentang tarif AS yang menurutnya "tidak adil dan tidak beralasan."

Ia pun membatalkan langganannya di platform belanja online Amazon milik perusahaan teknologi AS dan beralih ke pasar daring asal China, Temu. Selain itu, ia lebih teliti dalam memilih produk di toko kelontong dan memprioritaskan produk Kanada.

"Kalau tidak ada selada asal Kanada, saya akan mencari selada asal Meksiko," katanya.

Para pejabat Kanada pun bergerak cepat merespons keputusan Trump. Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, menginstruksikan toko minuman keras milik pemerintah provinsi untuk menghapus semua produk AS, mulai dari anggur Chardonnay asal California hingga wiski Jack Daniel's.

Menurut Ford, Liquor Control Board of Ontario, yang merupakan salah satu grosir terbesar di dunia, menjual sekitar US$1 miliar minuman keras asal AS setiap tahunnya.

Ford juga mengumumkan bahwa Ontario akan memberlakukan tarif 25% pada ekspor listrik ke Minnesota, Michigan, dan New York-yang selama ini memasok listrik bagi 1,5 juta rumah di Amerika.

(bac/rds)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |