Pelaku Penembakan Universitas Brown Mahasiswa Kampus, Motif Misterius

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Pelaku penembakan Universitas Brown, Amerika Serikat, bunuh diri setelah menjadi buronan polisi selama beberapa hari.

Pelaku bernama Claudio Neves Valente asal Portugal berusia 48 tahun. Ia merupakan mahasiswa jurusan fisika yang dikenal ambisius dari kampus Ivy League tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor Kepala Pemeriksa Medis merilis hasil autopsi pada Jumat (19/12) dan menyatakan Neves Valente "meninggal dunia akibat luka tembak di kepala, dan cara kematiannya adalah bunuh diri".

Pemeriksa medis memperkirakan ia meninggal pada 16 Desember, tiga hari setelah melancarkan aksinya yang menewaskan dua mahasiswa yakni Ella Cook dan Mukhammad Aziz Umurzokov, serta seorang profesor Massachusetts Institute of Technology (MIT) ternama, Nuno Loureiro.

Pejabat federal juga merilis hasil awal uji balistik dan DNA pada hari yang sama.

"Dua pistol kaliber 9 mm ditemukan bersama jasadnya di New Hampshire," demikian pernyataan bersama FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF).

Salah satu dari dua senjata api tersebut "terbukti berkorelasi positif dengan senjata yang digunakan dalam penembakan massal di Brown University". Senjata lainnya "terbukti berkorelasi positif dengan pembunuhan" terhadap Loureiro, menurut pernyataan tersebut.

Pernyataan FBI-ATF juga menyebutkan uji DNA cepat "secara awal mencocokkan Neves Valente dengan DNA yang ditemukan pada barang bukti di Brown University", tanpa menyebutkan pengujian di rumah profesor MIT itu.

Namun, pernyataan tersebut tidak menjelaskan apakah salah satu dari senjata yang ditemukan digunakan Valente untuk bunuh diri, salah satu dari banyak pertanyaan yang masih belum terjawab terkait rangkaian peristiwa ini.

Hingga kini, pihak berwenang tidak membeberkan motif penembakan. Disebutkan pula bahwa Valente tidak mengenal para mahasiswa korban.

Media Portugal Expresso melaporkan Valente, yang berasal dari Torres Novas di Portugal tengah, pernah menempuh pendidikan di Institut Superior Técnico (IST) di Lisbon pada periode yang sama dengan Loureiro.

Keduanya merupakan teman seangkatan, dan Valente disebut sebagai mahasiswa terbaik pada tahun tersebut.

"Sebagian besar teman sekelas hampir tidak mengingat mahasiswa bernama Claudio Valente, selain fakta bahwa ia adalah yang terbaik di angkatannya tahun itu," ujar Presiden IST Rogério Colaço kepada media tersebut.

Sebaliknya, Loureiro, yang mengajar ilmu nuklir, teknik, dan fisika, tetap menjalin hubungan dengan para profesor IST.

Penyelidik sempat kesulitan menemukan petunjuk yang kuat pada hari-hari setelah kejadian. Presiden Donald Trump bahkan mengkritik Brown University karena dinilai gagal menghubungkan kamera keamanan kampus dengan sistem kepolisian.

Selama perburuan panjang terhadap pelaku, puluhan nama beredar di media sosial dan platform lain terkait penembakan tersebut dan hampir semuanya keliru dan tidak terkait dengan kejahatan itu.

Pejabat Rhode Island mengecam maraknya misinformasi tersebut, yang dinilai mempersulit penyelidikan.

(rds/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |