Temui Kardinal di Roma, Presiden Prancis Cawe-cawe Pemilihan Paus?

13 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prancis Emmanuel Macron rapat dengan para kardinal di Roma, jelang pemilihan paus baru. Tindakan ini memicu spekulasi publik Italia soal intervensi dia dalam menentukan pemimpin Gereja Katolik selanjutnya.

Macron menggelar pertemuan dengan para kardinal dan pejabat gereja lain di Roma, di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus pada akhir pekan lalu.

Pertemuan berlangsung di Kedutaan Prancis di Roma. Mereka yang hadir yakni Uskup Agung Marseille Kardinal Jean Marc Aveline, Uskup Agung Ajaccio Kardinal François Xavier Bustillo, Nuncio Apostolik Amerika Serikat Kardinal Christophe Pierre, dan Uskup Agung Emeritus Kardinal Lyon Philippe Barbarin, demikian dikutip Euro News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aveline dan Bustillo digadang-gadang sebagai salah satu kandidat paus berikutnya.

Sebelum pertemuan itu, Marcon juga diduga makan bersama di restoran Romawi ternama bersama pendiri komunitas Sant'Egidio, Andrea Riccardi. Beredar kabar mereka menyantap escargot, hidangan khas Prancis.

Sant'Egidio merupakan organisasi gereja yang sangat berpengaruh dan dikenal dengan misi damainya di luar negeri. Organisasi ini juga punya hubungan dekat dengan mendiang Paus Fransiskus.

Rentetan pertemuan itu memicu kehebohan di Italia termasuk di kalangan pers. Salah satu media konservatif Italia bahkan menggambarkan rapat itu sebagai "Intervensionisme Raja Matahari Modern."

Media yang dekat dengan pemerintahan Italia juga berspekulasi dan menuduh Macron menerapkan strategi untuk mendorong kandidat favoritnya ke Tahta Santo Petrus, demikian dikutip Lemonde.

Media sayap kanan Italia, Le Verita, merilis artikel dengan judul "Macron juga Ingin Memilih Paus" pada 28 April.

Media dengan kecenderungan politik yang sama Libero juga merilis artikel dengan judul "Macron Mengacaukan Conclave."

Judul-judul berita di media itu menunjukkan kombinasi ketidakpercayaan kelompok kanan dengan niat Prancis, relasi Macron dengan Sant'Egidio, dan keterlibatan kelompok gereja tersebut dalam ketegangan di Italia.

Macron dianggap sedang menggelar pra-conclave dengan tujuan mendorong kandidat favorit dia, dan jika memungkinkan kandidat dari Prancis.

Namun, Riccardi menepis rumor itu. Dia menyebut konspirasi Macron-San'tEgidio merupakan "kebodohan." Dia juga menyebut mereka makan fettuccine, bukan escargot.

Kembali ke soal calon paus baru, para pakar menilai peluang Aveline dan Bustillo untuk terpilih sangat tipis.

Aveline tak menguasai bahasa Italia, bahasa resmi Takhta Suci, sementara Bustillo yang berusia 54 tahun dianggap masih terlalu muda untuk menjadi pemimpin gereja Katolik seluruh dunia.

Prancis tak punya paus sejak abad ke-14. Pemimpin Katolik terakhir dari negara itu yakni Paus Gregorius XI yang meninggal pada 1378.

Conclave untuk pemilihan paus baru akan digelar pada 7 Mei mendatang. Proses ini diikuti 133 kardinal elektor dari berbagai negara dengan mayoritas dari kelompok global south atau negara berkembang.

Conclave berlangsung secara tertutup dan para elektor terlebih dahulu disumpah untuk menjaga kerahasiaan selama proses berlangsung.

(ans/sfr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |