Trump Telepon Putin, Desak Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina

5 hours ago 2

CNN Indonesia

Selasa, 20 Mei 2025 01:15 WIB

Trump disebut lelah dan frustrasi dengan lambatnya kemajuan dalam menyelesaikan perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung 3 tahun. Trump disebut lelah dan frustrasi dengan lambatnya kemajuan dalam menyelesaikan perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung 3 tahun. (Foto: REUTERS/Kent Nishimura)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (19/5). Dalam percakapan telepon itu, Trump berharap Kremlin menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari dengan Ukraina.

Kepada AFP, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Trump lelah dan frustrasi dengan lambatnya kemajuan dalam menyelesaikan perang Rusia-Ukraina.

Trump juga akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pejabat NATO untuk mengakhiri perang yang berlangsung selama 3 tahun tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengakui Trump lelah dan frustrasi dengan kedua belah pihak. Menurutnya, Trump masih berharap untuk bertemu Putin karena meyakini pembicaraan tatap muka adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik.

Sementara itu, Wakil Presiden AS JD Vance menegaskan Trump mulai kehilangan kesabaran.

"Ada sedikit jalan buntu di sini, dan saya pikir presiden akan berkata kepada Presiden Putin, apakah Anda serius (mengakhiri perang)?" ucap Vance saat meninggalkan Italia usai bertemu Paus Leo XIV dan Zelensky, Senin (19/5).

"Jika Rusia tidak bersedia melakukan itu, maka pada akhirnya kita hanya akan berkata, ini bukan perang kita," imbuhnya.

Saat kampanye Pilpres, Trump berjanji akan menghentikan perang Rusia-Ukraina dalam waktu 24 jam setelah menjabat. Namun, upaya diplomatiknya sejauh ini hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Ia sudah mengulurkan tangan untuk bergabung dengan perundingan damai Rusia-Ukraina di Istanbul, Turki pada minggu lalu, jika ada kesempatan untuk bertemu Putin. Namun, pemimpin Rusia itu tidak hadir.

Perundingan Istanbul merupakan negosiasi langsung pertama antara Rusia-Ukraina selama tiga tahun berkonflik, di mana pejabat AS ikut hadir.

Namun, pertemuan tersebut berakhir tanpa komitmen untuk gencatan senjata. Kedua pihak malah saling menghina. Ukraina menuduh Moskow mengirim delegasi 'palsu', yang terdiri dari pejabat berpangkat rendah.

Sebelumnya, Putin pernah mengatakan tujuan Moskow adalah untuk menghilangkan penyebab yang memicu perang dengan Kyiv.

Soal pemicu konflik, Rusia merujuk pada keluhan mende-Nazifikasi dan demiliterisasi Ukraina, melindungi penutur bahasa Rusia di wilayah timur Ukraina, serta melawan perluasan pengaruh NATO.

(pta)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |