CNN Indonesia
Selasa, 17 Jun 2025 08:25 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pakar dari lembaga think tank Amerika Serikat yang fokus soal kebijakan luar negeri Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, menilai Israel kena batunya karena meremehkan kekuatan Iran.
Iran terus menyerang balik Israel bahkan setelah pasukan Zionis menggempur fasilitas nuklir, senjata, hingga menewaskan pejabat top militer negara Timur Tengah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka [Israel] meremehkan kemampuan Iran menyusun kembali kekuatan setelah Israel berhasil menargetkan pimpinan tertinggi militer Iran dan berhasil membunuh beberapa dari mereka," kata Parsi, dikutip CNN, Senin (16/6).
Beberapa pejabat militer Iran yang tewas di antaranya Kepala Staf Angkatan Bersenjata Militer Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami, intelijen di IRGC, dan sejumlah ilmuwan nuklir.
Israel juga menggempur fasilitas nuklir utama Iran di Natanz. Fasilitas ini punya dua pabrik pengayaan: Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) bawah tanah yang luas dan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Pilot (PFEP) di atas tanah.
FEP dibangun untuk pengayaan dalam skala komersial, yang mampu menampung 50.000 sentrifus. Sekitar 14.000 sentrifus saat ini terpasang di sana, sekitar 11.000 di antaranya beroperasi, memurnikan uranium hingga kemurnian 5 persen.
Kembali lagi soal keyakinan Israel, Parsi menilai pemerintahan Benjamin Netanyahu pede pasukan mereka sudah mengganggu komando dan kendali Iran. Namun, rasa senang yang cuma sebentar itu dengan cepat diputarbalikkan Iran melalui serangan balasan bertubi-tubi.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa rudal Iran berhasil menembus semua lapisan sistem pertahanan udara Israel," ungkap Parsi.
Pada Sabtu (14/6), media Israel, Haaretz melaporkan rudal Iran berhasil menghantam Distrik Kirya di Tel Aviv. Daerah ini dikenal sebagai markas Pasukan Pertahanan Israel dan Kementerian Pertahanan.
Pada hari ini, Senin (16/6) dini hari serangan Iran juga kembali mencapai Tel Aviv. Rentetan insiden tersebut memicu kekhawatiran soal kemampuan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel yang terkenal canggih dan efektif menangkal rudal.
(isa/bac)