Jakarta, CNN Indonesia --
Iran diguncang demo besar-besaran setelah negara itu didera krisis ekonomi buntut sanksi internasional.
Kantor berita Iran yang terkait gerakan buruh, Ilna, melaporkan sejumlah mahasiswa berunjuk rasa pada Selasa (30/12) untuk memprotes krisis moneter yang tengah mengguncang hebat negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demo itu meletus di 10 universitas, yang tujuh di antaranya merupakan kampus bergengsi di ibu kota Teheran.
Wartawan AFP menyaksikan pasukan keamanan dan anti huru-hara dikerahkan ke persimpangan-persimpangan utama Teheran serta di sekitar sejumlah universitas.
Selain di Teheran, demo juga meletus di Kota Isfahan, Kota Yazd, dan Kota Zanjan.
Aksi mahasiswa ini terjadi setelah pada Senin (29/12) para pedagang berunjuk rasa besar-besaran di Teheran. Mereka kecewa dengan anjloknya nilai tukar rial terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang pada Minggu (28/12) mencapai level terendah sepanjang masa, yakni 1,42 juta per dolar.
Menurut surat kabar Etemad, seorang pedagang mengeluh bahwa para pejabat acuh tak acuh dengan kondisi pedagang yang kesulitan berjuang melawan kenaikan biaya impor.
"Mereka bahkan tidak menindaklanjuti bagaimana harga dolar memengaruhi kehidupan kami," ucapnya yang memilih identitasnya diungkap secara anonim.
"Kami terpaksa memprotes. Dengan harga dolar yang seperti ini, kami bahkan tidak bisa menjual casing ponsel, dan para pejabat sama sekali tidak peduli bahwa penghidupan kami bergantung pada penjualan ponsel dan aksesorisnya," lanjut dia.
Demonstrasi sebetulnya pecah sejak Minggu, namun hanya di pasar ponsel terbesar di Teheran. Unjuk rasa kemudian meluas pada Senin dan sekarang merembet hingga ke kalangan pelajar.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah menemui para pemimpin demo dan berjanji akan mengatasi krisis ekonomi, demikian menurut kantor berita Mehr.
"Saya telah meminta menteri dalam negeri untuk mendengarkan tuntutan rakyat dengan melakukan dialog bersama perwakilan mereka sehingga pemerintah dapat melakukan segala upaya untuk menyelesaikan masalah dan bertindak secara bertanggung jawab," kata Pezeshkian dalam unggahan di media sosial.
Menurut televisi pemerintah, ketua parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf telah menyerukan "langkah-langkah yang diperlukan yang berfokus pada peningkatan daya beli masyarakat". Meski begitu, ia turut mewanti-wanti potensi agen asing menunggangi demo warga.
Pada Senin, pemerintah mengumumkan bahwa posisi gubernur bank sentral kini diganti oleh mantan Menteri Ekonomi dan Keuangan Abdolnasser Hemmati.
Selama berpuluh-puluh tahun, perekonomian di Iran terperosok buntut sanksi negara-negara Barat. Kondisi itu kian parah setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberlakukan kembali sanksi internasional karena program nuklir negara itu.
Pada Desember, inflasi di Iran tercatat mencapai 52 persen year-on-year. Sejumlah ekonom memperingatkan bahwa Iran berpotensi mengalami krisis pasokan pangan nasional apabila stabilitas mata uang tak segera ditangani.
(blq/bac)

4 hours ago
6














































