CNN Indonesia
Kamis, 29 Mei 2025 13:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengecam kepemimpinan politik dan militer Israel saat ini imbas agresi brutal ke Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023 lalu.
Olmert yang memimpin Israel pada 2006-2009, menyoroti blokade Israel selama 11 minggu terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza dan lonjakan terbunuhnya jumlah warga Palestina di bawah kepemimpinan Netanyahu.
Olmert menegaskan saat ini dirinya tidak bisa membela negaranya lagi dari tuduhan kejahatan perang di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa lagi kalau bukan kejahatan perang?" kata Olmert seperti dikutip CNN.
Ia mengatakan tak ada yang bisa membenarkan tindakan Netanyahu, selain dari pada melakukan kejahatan perang.
"Saya berharap pemerintahan ini akan menghilang secepat mungkin," kata dia.
Olmert percaya mayoritas warga Israel juga telah muak dan lelah dengan kebijakan oleh pemerintahan Netanyahu.
"Kerusakan mengerikan yang disebabkan oleh pemerintahan ini terhadap integritas moral negara Israel dan rakyat Israel," ucapnya.
Jajak pendapat di Israel berulang kali menunjukkan sebagian besar penduduk di sana mendukung perjanjian gencatan senjata komprehensif, membebaskan 58 sandera yang masih ditawan di Gaza dan mengakhiri perang.
Namun, Netanyahu menolak untuk mengakhiri perang. Ia bersikeras atas perluasan operasi militer Israel di Gaza dan akan terus melanjutkannya hingga Hamas kalah.
(mnf/rds)