Gawat! Israel Berencana Duduki 75 Persen Wilayah Gaza dalam 2 Bulan

8 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menargetkan menguasai 75 persen wilayah Jalur Gaza Palestina dalam waktu dua bulan setelah kembali melancarkan serangan terhadap wilayah itu usai sempat gencatan senjata.

Rencana jahat ini terungkap kala Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza sejak 18 Maret lalu, mengakhiri gencatan senjata yang sempat berlangsung dua bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak itu, IDF telah mengerahkan lima divisi yang mencakup puluhan ribu tentara ke wilayah Gaza, dan bersiap untuk melancarkan serangan darat besar-besaran dengan dalih memusnahkan Hamas.

Dalam rencana serangan darat besar ini, warga Palestina akan dipaksa berpindah ke tiga zona kecil di Gaza yakni zona "lebih aman" baru di wilayah Mawasi di pesisir selatan Gaza yang sebelumnya telah dideklarasikan sebagai zona kemanusiaan oleh Israel.

Dua zona lainnya yakni sebuah jalur di Deir al-Balah dan Nuseirat di Gaza tengah dan pusat Kota Gaza.

Dikutip Times of Israel, menurut estimasi IDF saat ini, sekitar 700.000 warga Palestina berada di kawasan Mawasi, 300.000-350.000 di Gaza tengah, dan sekitar satu juta berada di Kota Gaza.

Artinya, saat operasi darat besar-besaran dimulai, dua juta penduduk Gaza akan terdorong ke area yang hanya mencakup 25% dari keseluruhan wilayah Jalur Gaza.

Menurut IDF, pihaknya kemudian akan merebut sisa wilayah Gaza, membersihkannya dari infrastruktur Hamas, menghancurkan sebagian besar bangunan, dan mendudukinya dalam waktu yang belum ditentukan. Wilayah yang akan direbut ini mencakup seluruh Rafah, Khan Younis, serta kota-kota di utara Kota Gaza.

Berdasarkan dokumen rencana IDF yang dilihat oleh The Times of Israel, dibutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk menguasai 75% wilayah Gaza sejak operasi dimulai. Saat ini, militer Israel menguasai sekitar 40% wilayah tersebut.

Pejabat militer menyatakan bahwa IDF kini mulai mengalihkan fokusnya, dari yang semula bertujuan membunuh sebanyak mungkin militan Hamas menjadi fokus pada perebutan wilayah serta penghancuran infrastruktur milisi itu.

IDF meyakini bahwa Hamas dapat dikalahkan dengan menghancurkan sepenuhnya sayap militernya beserta infrastruktur pendukungnya, membubarkan pemerintahan sipilnya, merebut wilayah yang mereka kuasai, dan mencegah Hamas mengontrol bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.

IDF juga berpendapat bahwa mengalahkan Hamas akan membuka jalan bagi pembebasan 58 sandera yang masih ditahan kelompok tersebut.

Namun demikian, hingga kini para pejabat politik Israel belum mendiskusikan secara serius siapa yang akan mengelola Gaza setelah Hamas tumbang.

Rencana IDF ini pun semakin dikuatkan setelah Kepala Staf IDF Letjen Eyal Zamir menegaskan pertempuran melawan Hamas "bukanlah perang tanpa akhir" pada Minggu (25/5) lalu.

"Kami sedang meningkatkan aktivitas sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Hamas berada dalam tekanan luar biasa; mereka telah kehilangan sebagian besar aset serta sistem komando dan kendalinya," ujar Zamir saat berkunjung ke Khan Younis bersama Panglima Komando Selatan, Mayor Jenderal Yaniv Asor.

(rds/bac)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |