CNN Indonesia
Minggu, 30 Mar 2025 16:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Masyarakat Myanmar mengatakan hingga saat ini mereka belum menerima bantuan kemanusiaan usai bencana alam gempa bermagnitudo 7,7 meluluhlantakkan negara itu pada 28 Maret 2025.
Reuters menyebut sejumlah warga di daerah yang paling parah dilanda gempa mengatakan bantuan pemerintah sampai saat ini masih sangat terbatas dan memaksa mereka berjuang sendirian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang warga bernama Han Zin menyebut melalui sambungan telepon bahwa seluruh kota Sagaing yang berada di episentrum gempa hancur total. Sebagian besar isi kota juga tak memiliki listrik sejak bencana dan warga mulai kehabisan air minum.
"Apa yang kami lihat di sini adalah kehancuran yang meluas - banyak bangunan runtuh ke tanah," paparnya. "Kami tidak menerima bantuan apa pun, dan tidak ada petugas penyelamat yang terlihat."
Sementara itu, di seberang Sungai Irrawaddy di Mandalay, seorang petugas penyelamat mengatakan sebagian besar operasi di kota terbesar kedua di Myanmar itu dilakukan secara swadaya.
Operasi penyelamatan itu dilakukan oleh kelompok warga sendiri dan mereka tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan, terutama menyingkirkan reruntuhan bangunan demi menyelamatkan korban yang masih tertimbun.
"Kami telah mendekati bangunan yang runtuh, tetapi beberapa bangunan tetap tidak stabil saat kami bekerja," katanya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah keamanan.
"Orang-orang masih terjebak di dalam bangunan, mereka tidak dapat mengeluarkan orang," kata seorang penduduk lainnya yang juga memilih untuk anonim.
Lanjut ke sebelah...