Negara Eropa Ini Dukung Trump Usai Pengusiran Zelensky di Gedung Putih

1 week ago 8

Jakarta, CNN Indonesia --

Hungaria menjadi satu-satunya negara Eropa yang sejauh ini memihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pasca-pengusiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dari Gedung Putih.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban memuji Trump karena "berani membela perdamaian" dalam kicauannya di media sosial X pada Jumat (28/2).

Dalam kicauannya, Orban bahkan menganggap Trump sebagai sosok yang kuat lantaran mau memajukan perdamaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian disampaikan Orban tak lama setelah Trump terlibat cekcok hingga saling bentak dengan Zelenskylalu mengusirnya dari Gedung Putih.

"Pria kuat menciptakan perdamaian, sementara pria lemah menciptakan perang. Hari ini, Presiden @realDonaldTrump dengan berani membela perdamaian, meskipun sulit diterima oleh banyak orang. Terima kasih, Tuan Presiden!" tulis Orban dalam sebuah unggahan di X.

Hungaria merupakan negara Eropa sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Orban bahkan terang-terangan mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, Trump mengusir Zelensky dari Gedung Putih dan membatalkan rangkaian pertemuan keduanya mulai dari jamuan makan siang hingga pernyataan pers bersama yang biasanya digelar ketika ada pemimpin negara yang berkunjung.

Cekcok yang terjadi antara Trump dan Zelensky terjadi saat keduanya berbicara soal masa depan Ukraina dan prospek perdamaian dengan Rusia. Trump meminta Zelensky untuk "berkompromi" dengan Rusia demi tercapainya perdamaian.

Namun, Trump tak menjamin apakah Ukraina bisa mendapatkan kembali wilayah yang selama invasi diduduki Rusia. Zelensky pun menolak usulan Trump tersebut dengan menegaskan Ukraina tidak akan berkompromi dengan penjajah dan pembunuh.

Dari situ, Zelensky, Trump, hingga Wapres AS JD Vance terlibat adu mulut, di mana Vance dan Trump berupaya menyudutkan Zelensky.

Seorang pejabat Gedung Putih menuturkan Trump langsung menggelar rapat tertutup dengan para penasihat utamanya dan Vance di oval Office usai terlibat cekcok dengan Zelensky.

Menurut sumber dimaksud, dalam rapat tersebut Trump berkonsultasi dengan Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan para penasihat senior merespons delegasi Ukraina dan kelanjutan pertemuan tersebut.

Pada akhirnya, Trump memutuskan bahwa Zelensky "tidak dalam posisi untuk bernegosiasi."

Trump kemudian menginstruksikan Rubio dan penasihat keamanannya, Mike Waltz, untuk menyampaikan pesan bahwa sudah waktunya bagi Zelensky untuk pergi.

Dikutip CNN, menurut seorang pejabat Gedung Putih, Trump secara langsung memerintahkan agar pihak Ukraina diberi tahu bahwa mereka harus meninggalkan Gedung Putih.

Sementara itu, delegasi Ukraina menunggu di ruangan terpisah sebagaimana prosedur standar dalam kunjungan kenegaraan.

Pejabat Gedung Putih mengatakan pihak Ukraina sempat memprotes dan ingin melanjutkan pembicaraan, tetapi permintaan itu ditolak. Tak lama kemudian, Zelensky meninggalkan Gedung Putih.

Setelah peristiwa tersebut, Zelensky pun mendapat dukungan dari sejumlah negara Eropa lain seperti Prancis, Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, Belanda, Polandia, Lithuania, bahkan Kanada hingga Australia.

(wiw/ryh)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |