CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 12:55 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Bom-bom robot milik pasukan Israel masih meneror warga Palestina di Jalur Gaza di tengah gencatan senjata yang telah berlaku sejak Jumat (10/10).
Warga Palestina yang kembali dari pengungsian ke Jabalia mengatakan bahwa sejumlah robot peledak masih berada di kawasan tersebut. Bom-bom itu ada di antara reruntuhan dan belum meledak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga tidak tahu di mana saja robot-robot tersebut bersembunyi saat ini. Mereka juga tidak tahu harus berbuat apa jika menemukannya.
Keberadaan bom-bom robot Israel di Gaza menambah penderitaan dan ketidakpastian warga Palestina yang kembali dari pengungsian.
Pasca gencatan senjata resmi berlaku pada Jumat (10/10), warga Palestina berbondong-bondong kembali ke rumah mereka untuk memeriksa kerusakan maupun mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Mereka juga pulang untuk membangun kembali kediaman.
Meski begitu, kepulangan warga nyatanya masih diselimuti kekhawatiran akan terjadinya kembali serangan oleh pasukan Israel. Apalagi, mengingat senjata pemusnah masih bercokol di sekitar mereka.
Bom robot telah digunakan Israel dalam agresi brutalnya di Gaza sejak Mei 2024. Israel pertama kali menggunakannya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara.
Menurut Euro-Mediterranean Human Rights Monitor, bom robot dipakai Israel untuk menghancurkan sekitar 300 unit rumah setiap hari. Tel Aviv disebut mengerahkan 15 kendaraan yang mengangkut nyaris 100 ton peledak.
Media-media Israel telah melaporkan bahwa Komando Selatan Israel mulai masif menggunakan kendaraan lapis baja pengangkut personel (APC) M113 dalam operasi di Gaza belakangan ini.
Kendaraan yang sudah lawas itu dimodifikasi dengan dipasangi bahan peledak, yang dapat diledakkan dari jarak jauh.
Operasi menggunakan kendaraan berpeledak ini dilaporkan sering dilakukan pada malam atau dini hari. Suara ledakannya dapat terdengar hingga radius 40 kilometer.
Sementara itu, kapasitas destruktifnya mencapai hingga 500 meter jauhnya.
Mengandung racun
Menurut Direktur Masyarakat Bantuan Medis Palestina di Gaza, Dr. Mohammed Abu Afash, ledakan bom-bom robot ini meninggalkan uap dan gas yang mengandung racun. Gas itu juga amat berbau busuk dan menetap lama di udara.
Gas ini telah menyebabkan masalah pernapasan serius pada warga Palestina.
"Kasus sesak napas dan kesulitan bernapas telah berulang kali muncul, dan warga terus menderita gejala-gejala ini akibat menghirup gas beracun yang diyakini mengandung timbal dan bahan kimia berbahaya," ucapnya seperti dikutip Al Jazeera.
Um Ahmed Al Dreimli, warga yang tinggal di Sabra, Gaza City, menggambarkan bau tersebut sebagai "campuran bubuk mesiu dan logam terbakar yang menempel di paru-paru kami, yang membuat kami kesulitan bernapas lama setelah ledakan".
(blq/rds)