Brasil Kirim Helikopter-2.500 Aparat Bongkar Markas Narkoba, 64 Tewas

7 hours ago 4

CNN Indonesia

Rabu, 29 Okt 2025 15:05 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebanyak 64 orang tewas dalam penggerebekan di Rio de Janeiro, Brasil, pada Selasa (28/10). Di antara korban tewas, 60 di antaranya anggota geng narkoba sementara empat lainnya adalah aparat kepolisian. 

Penggerebekan ini terjadi saat polisi Brasil tengah melancarkan operasi pemberantasan narkotika di wilayah tersebut.

Sebanyak 2.500 aparat bersenjata lengkap dikerahkan dalam operasi yang menargetkan dua permukiman kumuh yang dikenal sebagai pusat kriminal favela di Rio utara. Dua favela tersebut yakni Complexo da Penha dan Complexo do Alemao.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi juga mengerahkan dua helikopter, 32 kendaraan lapis baja, dan 12 kendaraan pembongkar untuk menghancurkan barikade yang dibangun para pengedar narkoba. Barikade itu sengaja didirikan untuk mencegah polisi memasuki jalan-jalan sempit di favela.

Menurut laporan AFP, suara tembakan terdengar di dekat bandara internasional Rio de Janeiro. Asap juga terlihat mengepul dari beberapa titik kebakaran yang terjadi beberapa jam setelah operasi.

Warga dilaporkan kocar-kacir mencari tempat berlindung selama operasi ini. Toko-toko juga ditutup selama penggerebekan.

Penggerebekan ini disebut ditujukan untuk menyetop ekspansi geng narkoba bernama Comando Vermelho (Komando Merah).

Gubernur Negara Bagian Rio de Janeiro, Claudio Castro, menggambarkan operasi di pavela Complexo da Penha dan Complexo do Alemao sebagai yang terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut.

"Polisi menyita setidaknya 42 senapan beserta sejumlah besar narkoba. Sekitar 81 orang ditangkap," kata Castro.

Penggerebekan di favela semacam ini umum terjadi. Namun, peristiwa kali ini termasuk yang paling mematikan.

Jumlah korban tewas paling tinggi sebelumnya mencapai 28 orang dalam penggerebekan pada 2021. Mahkamah Agung sampai melarang polisi melakukan penggerebekan hingga pandemi Covid-19 selesai, kecuali dalam kondisi mendesak.

Para ahli dan kelompok hak asasi manusia (HAM) telah mengkritik operasi semacam ini karena dianggap tidak efektif dan cuma mengubah situasi bak medan perang.

(blq/dna)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |