CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 13:33 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Australia buka suara menanggapi rencana Indonesia membeli jet tempur China J-10 Chengdu.
Belakangan tersiar kabar bahwa Republik Indonesia (RI) berniat membeli pesawat canggih milik Beijing tersebut. Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin pada Rabu (15/10) tidak membantah maupun membenarkan soal isu tersebut.
Panglima Angkatan Bersenjata Australia Laksamana David Johnston pun buka suara saat ditanya soal isu ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam jumpa pers pada Jumat (17/10) di Jakarta, Johnston mengatakan bahwa Australia menghormati keputusan Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan nasional RI.
Ia meyakini bahwa keputusan yang diambil RI tak akan berdampak pada hubungan baik Australia-Indonesia.
"Kami menghormati Indonesia karena negara lainlah yang mengambil inisiatif, baik itu alutsista maupun hubungan lainnya, dan kami bekerja dengan banyak negara yang memiliki alutsista yang dibeli dari berbagai belahan dunia," kata Johnston di kawasan Jakarta Selatan.
"Hubungan kami dengan Indonesia sangatlah erat. Jadi kemitraan kami tidak akan berdampak karena keputusan-keputusan tersebut," lanjutnya.
Johnston berujar hubungan baik Australia dan Indonesia begitu dekat sampai-sampai kedua negara bisa saling terbuka dan jujur. Karenanya, Australia dan Indonesia mampu memastikan bahwa kerja sama yang penting bagi kedua negara terus berlanjut dengan baik.
Seiring dengan itu, Johnston kembali menegaskan bahwa keputusan apa pun yang diambil Indonesia terkait pertahanannya tidak akan memengaruhi hubungan Australia-RI.
"Kami akan terus mengembangkan dan memperdalam hubungan tersebut terlepas dari apa pun keputusan yang diambil suatu negara, baik itu Indonesia maupun negara lainnya, terkait bagaimana mereka melakukan pengadaan alutsista," pungkasnya.
Pada September lalu, Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan RI, Brigjen Frega Wenas Inkiriwang, sempat mengatakan bahwa pesawat tempur J-10 Chengdu buatan China yang ingin dibeli Kemhan masih dikaji oleh TNI AU.
Proses pengkajian tersebut dilakukan untuk memastikan pembelian pesawat tempur J-10 tepat untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia.
Frega saat itu berujar Kemhan belum membahas nilai anggaran yang akan dikeluarkan pemerintah untuk membeli pesawat tempur asal negeri tirai bambu tersebut.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sementara itu menyatakan bahwa kementeriannya telah menyetujui permintaan anggaran sebesar 9 miliar dolar Amerika Serikat dari Sjafrie untuk tahun 2026. Namun, ia mengaku belum bisa memastikan apakah dana tersebut secara spesifik dialokasikan untuk pembelian jet tempur China.
(blq/rds)