CNN Indonesia
Senin, 21 Jul 2025 12:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Iran sedang menghadapi gelombang panas ekstrem belakangan ini.
Beberapa wilayah bahkan mencatat suhu hingga 50 derajat Celsius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Meteorologi Nasional Iran menyatakan negara tersebut mengalami minggu terpanas tahun ini, dengan suhu melebihi 50 derajat Celsius (122 Fahrenheit) di beberapa wilayah.
Suhu panas ekstrem tersebut juga menyebabkan kekeringan parah di sebagian besar wilayah Iran.
Menanggapi cuaca ekstrem, juru bicara pemerintah Iran Fatemeh mengimbau warga untuk membatasi penggunaan air dan mengumumkan hari libur untuk sekolah hingga perkantoran.
"Mengingat suhu panas ekstrem yang terus berlanjut dan pentingnya menghemat air dan listrik, hari Rabu telah ditetapkan sebagai hari libur di provinsi Teheran," ujar Fatemeh, dikutip Al Jazeera, Senin (21/7).
Menurut laporan badan metereologi cuaca di Ibu Kota Teheran mencapai 40 derajat Celsius pada Minggu dan hari ini diperkirakan naik jadi 41 derajat Celsius.
Masyarakat Iran di berbagai provinsi terutama Iran diminta menghemat air demi menghindari kekurangan pasokan.
Perusahaan pengelolaan air provinsi Teheran juga menyerukan pengurangan penggunaan air sebesar setidaknya 20 persen.
Media lokal Iran melaporkan pihak berwenang mengurangi pasokan air di beberapa wilayah ibu kota guna mengurangi krisis. Ini mengakibatkan pemadaman air dari 12 hingga 18 jam.
Kelangkaan air merupakan masalah utama di Iran, terutama di provinsi-provinsi kering di selatan negara itu.
Kelangkaan itu terjadi karena salah urus dan eksploitasi sumber daya bawah tanah yang berlebihan, serta dampak perubahan iklim yang kian besar.
(isa/bac)