CNN Indonesia
Rabu, 22 Okt 2025 15:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Suami Perdana Menteri baru Jepang Sanae Takaichi blak-blakan menyatakan tak mau tampil di depan publik.
Sebaliknya, ia memilih menjadi "suami rahasia" yang siap memberikan dukungan penuh terhadap istrinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Televisi Fukui Jepang melaporkan Taku Yamamoto, suami dari Takaichi sekaligus mantan anggota parlemen, mengatakan kepada wartawan bahwa ia tak mau menjadi pusat perhatian selama istrinya memimpin negara itu.
"Tidak seperti di Barat, pasangan sebaiknya tidak menjadi pusat perhatian," kata Yamamoto seperti disiarkan Televisi Fukui, dikutip dari AFP pada Selasa (21/10).
Yamamoto berujar ia akan menjadi suami rahasia yang mendukung penuh karier Takaichi supaya tidak menjadi penghalang bagi kinerja sang istri.
"Saya ingin memberikan dukungan yang kuat sebagai 'suami rahasia' untuk memastikan kehadiran saya tidak menjadi penghalang," ucapnya, seperti dikutip AFP.
Yamamoto pada kesempatan itu menyatakan bahwa ia siap menggunakan pengalaman politiknya untuk membantu Takaichi. Ia juga siap menjadi koki untuk Takaichi karena dirinya pandai memasak.
Ia menikah dengan Takaichi pada 2004. Namun, pasangan itu bercerai pada 2017 karena alasan "perbedaan pandangan politik".
Pada 2021, Yamamoto dan Takaichi rujuk setelah Takaichi mencalonkan diri dalam pemilihan pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) pada tahun tersebut. Yamamoto saat itu dilaporkan mendukung pencalonan Takaichi.
Pada pernikahan pertamanya, Takaichi menggunakan nama keluarga Yamamoto. Namun, di pernikahan kedua, Yamamoto yang menggunakan nama keluarga Takaichi.
Takaichi selama ini dikenal sebagai tokoh konservatif. Ia menentang revisi undang-undang yang membolehkan pasangan menikah dengan menggunakan nama keluarga yang berbeda.
Penggunaan nama keluarga terpisah semacam ini sedang populer di kalangan masyarakat Jepang. Namun, Takaichi berpandangan bahwa hal ini dapat merusak stabilitas nama keluarga bagi anak.
Takaichi resmi menjadi perdana menteri Jepang pada Selasa (21/10) setelah berhasil mengamankan pemungutan suara di majelis rendah dengan 237 suara, mengalahkan pemimpin Partai Demokrat Konstitusional Jepang Yoshihiko Noda yang memperoleh 149 suara.
Dengan kemenangan ini, Takaichi kini menjadi PM perempuan pertama di Jepang. Meski begitu, ia masih harus bertemu Kaisar Naruhito untuk dilantik dan secara resmi menjabat menggantikan PM Shigeru Ishiba yang mengundurkan diri pada September lalu.
Sanae Takaichi merupakan mantan menteri dalam negeri Jepang. Ia sekutu dekat sekaligus anak didik eks PM Jepang Shinzo Abe.
(blq/bac)