Jakarta, CNN Indonesia --
Kepolisian Nasional Peru menyatakan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Zetro Leonardo Purba, tewas ditembak oleh pembunuh bayaran.
Komisaris Polisi Peru D. Guivar Z. mengatakan kasus ini merupakan pembunuhan pertama oleh pembunuh bayaran yang tercatat tahun ini di Kota Lince.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian Lince saat ini disebut tengah melakukan investigasi bersama dengan Seksi Investigasi Kriminal (SEINCRI). Sejauh ini, motif serangan masih belum diketahui namun tampak sudah mengincar korban sejak beberapa hari sebelumnya, demikian dilaporkan La Republica.
Laporan awal pihak berwenang juga menyebutkan bahwa para pelaku diduga merupakan warga negara asing, berdasarkan ciri fisik yang terekam kamera keamanan.
Zetro meninggal dunia pada Senin (1/9) malam usai ditembak tiga kali saat sedang bersepeda di depan apartemennya dengan sang istri.
Menurut laporan Associated Press (AP), polisi merilis rekaman dari dua kamera pengawas yang memperlihatkan seorang pria mengenakan helm menembakkan dua kali ke arah sang staf KBRI, yang kemudian terlihat langsung terjatuh ke tanah.
Rekaman tersebut juga menunjukkan pelaku melepaskan tembakan ketiga sebelum melarikan diri dengan sepeda motor yang dikendarai seorang rekannya.
La Republica melaporkan saksi mata memaparkan sebuah sepeda motor terlihat mondar-mandir di sekitar lokasi kejadian beberapa hari sebelumnya.
"Ada sepeda motor di sudut Jalan Loayza dan Vallejo, dan penumpangnya mengamati gedung. Di sini, di bengkel reparasi televisi dan radio, ia sempat bertanya apakah mereka memperbaiki televisi-pertanyaan yang tidak masuk akal-lalu mereka melanjutkan pengawasan," ujar seorang warga.
Sementara itu, Panamericana juga mengutip keterangan polisi bahwa pelaku tidak mencari uang maupun barang almarhum. Para pelaku hanya melepaskan tembakan ke arah almarhum.
"Menurut polisi, para penyerang tidak mencari uang atau barang, mereka hanya menembak staf tersebut. Selain itu, tetangga mengatakan mereka melihat seorang pria berpakaian hitam berkeliaran menggunakan motor," tulis Panamericana.
Laporan AP juga mengutip pernyataan Menteri Dalam Negeri Peru Carlos Malaveryang menganggap insiden ini "pembunuhan berencana dalam bentuk pembunuhan dengan bayaran."
"Mereka (para pelaku) telah menunggunya (Zetro) dan peluru-pelurunya menembak kepalanya; mereka ingin membunuhnya," kata Malaver terkait para pelaku yang sampai sekarang masih dalam pencarian aparat.
Kasus pembunuhan di Peru belakangan dilaporkan memang meningkat. Sejak Januari 2025, ada lebih dari 450 pembunuhan yang tercatat di negara itu.
Jumlah pembunuhan oleh pembunuh bayaran juga melonjak signifikan dalam beberapa tahun terakhir, demikian dilaporkan The New York Times.
(rds)