Putin Perintahkan Rekrut 160 Ribu Tentara pada Juli 2025

1 day ago 4

CNN Indonesia

Senin, 31 Mar 2025 23:45 WIB

Presiden Rusia Putin memerintahkan merekrut 160 ribu prajurit untuk wajib militer 2025, meningkat dari tahun sebelumnya. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk merekrut 160.000 prajurit pada 15 Juli 2025, angka yang lebih tinggi dari program wajib militer sebelumnya. (AFP/MIKHAIL KLIMENTYEV)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan untuk merekrut 160.000 prajurit pada 15 Juli 2025, angka yang lebih tinggi dari program wajib militer sebelumnya.

Putin menguraikan rencana untuk wajib militer musim semi tahun ini dalam sebuah dekrit yang diterbitkan pada Senin (31/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah peserta wajib militer yang direncanakan naik menjadi 160.000, dari 150.000 pada 2024 dan 134.500 pada 2022, ketika Rusia melancarkan serangannya ke Ukraina, media pemerintah melaporkan.

Putin sebelumnya memerintahkan ntuk menambah jumlah tentaranya menjadi 1,5 juta prajurit aktif, peningkatan sekitar 180.000 tentara selama tiga tahun.

"Kampanye wajib militer yang akan datang sama sekali tidak terkait dengan operasi militer khusus di Ukraina," kata Kementerian Pertahanan di media sosial, dikutip dari AFP.

Selain dari program wajib militernya, Rusia telah merekrut ratusan ribu orang untuk menyerang Ukraina sebagai tentara kontrak berbayar, dengan menawarkan gaji tinggi dan bonus pendaftaran yang besar.

Rusia mengadakan gelombang wajib militer pada musim semi dan musim gugur, dengan pria berusia 18-30 tahun yang memenuhi syarat untuk dipanggil.

Putin menaikkan batas usia atas dari 27 tahun pada tahun 2023.

Pemanggilan wajib militer musim semi akan berlangsung dari 1 April hingga 15 Juli, menurut keputusan Putin.

Meskipun berjanji bahwa wajib militer tidak akan dikirim ke wilayah perang, Rusia merekrut lebih dari 300.000 "cadangan" pada 2022 untuk serangannya ke Ukraina dalam apa yang disebutnya sebagai "mobilisasi parsial."

Keputusan tersebut memicu ratusan ribu orang meninggalkan negara itu untuk menghindari wajib militer.

(fra/afp/fra)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |