KILAS INTERNASIONAL
CNN Indonesia
Rabu, 14 Mei 2025 06:51 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump disambut mewah oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman (MbS), saat tiba di Riyadh mengawali kunjungan tiga hari di negara-negara Teluk.
Sementara itu Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang selama 40 tahun terakhir memberontak di Turki, mengumumkan pembubaran kelompok itu pada awal pekan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasannya dalam Kilas Internasional hari ini, Rabu (14/5).
Berkunjung ke Saudi, Trump Dapat Sambutan Mewah dari Pangeran MbS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disambut dengan mewah oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman (MbS) saat tiba di Riyadh, Selasa (13/5) waktu setempat.
Trump disambut di landasan oleh Pangeran MbS, yang menunggu di karpet ungu diapit oleh barisan kehormatan. Sambutan ini merupakan hak istimewa yang hanya diberikan kepada tamu yang paling disukai.
"Saya benar-benar yakin kita sangat menyukai satu sama lain," kata Trump selama pertemuan bilateral dengan Pangeran MbS.
Ini merupakan negara pertama yang didatangi Trump dalam kunjungannya ke Teluk, di mana ia akan melanjutkan perjalanan ke Qatar dan Uni Emirat Arab.
Xi Jinping Sindir Trump di Depan para Pemimpin Amerika Latin
Presiden China Xi Jinping menyindir praktik "bullying" dan "hegemonisme" dalam pidato publik pertamanya usai tercapainya gencatan senjata tarif dengan Amerika Serikat. Xi menyebut bahwa tak ada pemenang dalam perang tarif, dan pihak yang memaksakan kehendaknya justru akan terisolasi.
"Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang. Bullying atau hegemonisme hanya akan membawa pada pengasingan diri," ujar Xi dalam forum tingkat tinggi bersama para pemimpin Amerika Latin dan Karibia, Selasa (waktu setempat), di Beijing.
Pidato Xi datang sehari setelah China dan Amerika Serikat sepakat untuk menangguhkan tarif tambahan atas sejumlah produk masing-masing selama 90 hari. Kesepakatan tersebut dinilai sebagai angin segar dalam ketegangan panjang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kelompok Militan Kurdi PKK Resmi Bubar Usai 40 Tahun Melawan Turki
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) selaku kelompok militan atau separatis Kurdi resmi mengumumkan pembubaran diri, Senin (12/5).
"(PKK) telah memutuskan untuk membubarkan diri dan mengakhiri perjuangan bersenjatanya (melawan Pemerintah Turki)," tulis pernyataan resmi PKK, dikutip dari AFP.
Militan Kurdi itu sudah eksis sejak 1970, didirikan oleh Abdullah Ocalan. PKK sudah angkat senjata melawan Pemerintah Turki sejak 1984 dan diklaim mengakibatkan 40 ribu orang meninggal dunia.
(tim/dna)