CNN Indonesia
Senin, 13 Okt 2025 16:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi restu agar kelompok perlawanan Palestina, Hamas, kembali bersenjata.
Status tersebut diizinkan Trump selama Hamas fokus pada misi barunya mengamankan Jalur Gaza setelah gencatan senjata permanen dengan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Trump itu disampaikan saat ia dalam perjalanan menuju Israel di pesawat Kepresidenan Air Force One.
Mengutip Al Jazeera, Trump mengatakan sudah mengetahi bahwa Hamas "kembali memegang senjata" di Gaza dan mengeklaim bahwa kelompok itu telah diberikan [ersetujuan oleh AS untuk melakukannya "dalam periode tertentu saja."
Hamas disebut akan mengkonsolidasikan kembali kelompok mereka untuk membentuk pasukan kepolisian setelah gencatan senjata permanen. Saat ditanyakan wartawan mengenai kabar itu, Trump mengatakan kelompok itu berupaya memulihkan ketertiban setelah berbulan-bulan perang.
"Mereka telah terbuka tentang hal itu dan kami memberi mereka persetujuan untuk sementara waktu," ujar Trump dikutip dari Al Jazeera.
"Anda harus mengerti, mereka mungkin telah kehilangan 60 ribu orang. Itu balasan yang besar," Trump melanjutkan.
Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan serangan Israel telah menewaskan sekitar 67.000 orang, termasuk lebih dari 20.000 anak-anak.
Trump juga mengatakan AS akan memastikan warga yang kembali bisa membangun lagi dengan aman. Ia menggambarkan Gaza "benar-benar hancur" dan mengatakan "banyak hal buruk dapat terjadi" keitka orang-orang kembali.
Sementara itu, Hamas telah membebaskan semua sandera berjumlah 20 orang yang masih hidup melalui dua gelombang hari ini. Gelombang pertama pada pukul 08.00 waktu setempat, Hamas melepas tujuh sandera. Kemudian beberapa jam kemudian Hamas melepas sisa 13 sandera.
(blq/bac)