Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un sedang berkomplot melawan Amerika Serikat.
Dalam unggahan di media sosialnya, Trump mengomentari parade militer yang digelar besar-besaran oleh China, Rabu (3/9) ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia bertanya-tanya apakah dalam parade itu Xi Jinping akan memberikan penghormatan atas jasa Amerika Serikat yang dahulu membantu China mencapai "kebebasan dari penjajah asing".
"Pertanyaan besar yang harus dijawab adalah apakah Presiden China Xi akan menyebutkan besarnya dukungan dan 'darah' yang diberikan Amerika Serikat kepada China untuk membantunya mencapai KEBEBASAN dari penjajah asing yang sangat tidak bersahabat," tulis Trump.
"Banyak warga Amerika gugur dalam perjuangan China meraih Kemenangan dan Kejayaan," lanjutnya.
Trump kemudian menyampaikan harapan agar Xi Jinping menghormati dan mengenang keberanian dan pengorbanan prajurit AS.
"Saya berharap mereka dihormati dan dikenang atas keberanian dan pengorbanan mereka! Semoga Presiden Xi dan rakyat China yang luar biasa merayakan hari kemenangan yang agung dan abadi," tulis Trump.
Di akhir, Trump juga blak-blakan mengungkap kekesalannya atas kehadiran Putin dan Kim Jong Un di parade militer China. Dengan sarkas, ia menyampaikan salamnya kepada mereka berdua, yang disebut "sedang berkonspirasi melawan Amerika Serikat."
"Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin dan Kim Jong Un, yang sedang berkonspirasi melawan Amerika Serikat," pungkas Trump.
China menggelar parade "Hari Kemenangan" pada 3 September untuk memperingati 80 tahun kemenangan China melawan agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis.
Acara ini dihadiri sejumlah pemimpin dunia, mulai dari Putin, Kim Jong Un, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, hingga Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Parade militer ini disebut-sebut menjadi salah satu yang terbesar di China dalam beberapa tahun terakhir. Pada kesempatan itu, China memamerkan berbagai persenjataan canggihnya, seperti jet tempur, sistem pertahanan rudal, dan rudal hipersonik.
Sejumlah pengamat melihat parade ini digelar untuk menunjukkan garangnya kekuatan militer China terhadap negara-negara Barat. Acara ini juga menjadi ajang bagi China menunjukkan kedekatannya dengan Rusia dan Korea Utara, dua sekutu yang juga bermusuhan dengan AS.
Hubungan ketiga negara ini sendiri baik satu sama lain.
Kim Jong Un dan Putin menandatangani pakta pertahanan di Pyongyang tahun lalu, yang menjanjikan dukungan militer apabila salah satu dari mereka diserang. Korut juga belakangan membantu Rusia dalam perangnya dengan Ukraina dengan mengirimkan ribuan prajurit.
China sementara itu merupakan sekutu resmi Korea Utara dan penopang ekonomi utama Korut. Sekitar 90 persen impor Korea Utara berasal dari China.
Hubungan China dan Rusia juga sangat erat karena Beijing menganggap Kremlin mitra strategisnya.
Kim Jong Un terakhir kali mengunjungi China pada Januari 2019. Putin, yang sedang diburu Mahkamah Pidana Internasional (ICC), terakhir kali datang ke China pada 2024.
(blq/rds/bac)