CNN Indonesia
Selasa, 09 Sep 2025 20:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Israel melancarkan serangan Udara ke ibu kota Doha, Qatar, pada Selasa (9/9).
Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada media Hebrew yang dikutip Times of Israel bahwa serangan itu dilakukan guna membunuh seorang pemimpin Hamas yang bermarkas di kota tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah gambar yang tersebar di media sosial memperlihatkan asap membumbung tinggi di sejumlah titik di Doha. Al Jazeera juga melaporkan hal serupa.
Dikutip AFP, militer Israel membenarkan serangan Udara ke ibu kota Qatar tersebut.
Melalui pernyataan tertulis, militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan pemimpin senior Hamas tanpa menyebutkan identitasnya.
"IDF dan ISA (badan keamanan Israel) melancarkan serangan presisi yang menargetkan pemimpin senior organisasi teroris Hamas," bunyi pernyataan militer Israel.
Namun, Israel tak menjelaskan detail terkait serangan itu begitu pula lokasi yang menjadi sasarannya.
Sementara itu, Al Jazeera melaporkan negosiator Hamas terkena serangan udara ini. Serangan ini memang berlangsung kala delegasi Hamas menggelar pertemuan untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza gagasan Amerika Serikat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, membenarkan serangan "pengecut" Israel ini.
Ansari menegaskan Qatar mengutuk dengan pernyataan paling keras serangan sewenang-wenang ini.
Ia mengatakan serangan Israel ini bahkan berlangsung dekat permukiman warga sipil. Sejumlah bagunan tempat tinggal anggota biro politik Hamas dikabarkan hancur imbas serangan.
"Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap seluruh hukum dan norma internasional, serta ancaman serius bagi keamanan dan keselamatan warga Qatar maupun para penduduknya," demikian isi pernyataan Ansari.
"Dengan tegas mengecam serangan ini, Negara Qatar menegaskan tidak akan menoleransi tindakan sembrono Israel dan upayanya yang terus-menerus merusak stabilitas kawasan, termasuk setiap tindakan yang menargetkan keamanan dan kedaulatan Qatar. Investigasi tengah berlangsung di tingkat tertinggi, dan rincian lebih lanjut akan diumumkan segera setelah tersedia."
Sebagian besar petinggi Hamas sudah tewas dibunuh Israel selama agresi brutalnya berlangsung di Jalur Gaza sejak Oktober 2013 lalu.
Hamas memang memiliki kantor perwakilan di Qatar. Namun, sebagian petinggi Hamas di negara Arab tersebut selama ini tidak terlalu menjadi sasaran Tel Aviv.
Bersama Mesir, Qatar selama ini menjadi mediator negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
(rds)