Jakarta, CNN Indonesia --
Israel diklaim mengerahkan 15 jet tempur dan menembakkan sedikitnya 10 rudal untuk menyerang area distrik West Lagoon Bay, di Doha, Qatar pada Selasa (9/9).
Sejumlah media Israel melaporkan bahwa Tel Aviv kemungkinan mengerahkan 15 jet tempur dan menembakkan 10 rudal ke satu titik untuk menargetkan Hamas, dilansir dari ABC Net.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Israel mengeklaim serangan sukses dilakukan dengan akurasi tinggi menggunakan jet-jet tempur dan rudal-rudal jarak jauh.
Profesor studi perang dari Deakin University, Ahmed Hashim, mengatakan Israel memiliki intelijen yang sudah menggurita di negara-negara Timur Tengah untuk mendapatkan semua informasi.
"Tidaklah mengada-ada jika menyimpulkan bahwa mereka (Israel) tahu persis di mana para pemimpin Hamas bakal berada," kata Hashim kepada ABC Net.
Hashim kemudian memperkirakan bahwa Israel mengerahkan jet tempur siluman F-35 yang sudah dimodifikasi, Adir, disertai jet Ra'am atau F-15I yang sudah dimodifikasi untuk "perlindungan udara."
Israel biasanya menyimpan 46 jet Adir F-35 di pangkalan udara Nevatim, sekitar 2.200 kilometer dari Doha, lanjut Hashim.
Adir memiliki tangki bahan bakar yang memungkinkan jet tempur itu terbang sejauh 2.200 km, namun pesawat itu tak perlu diterbangkan hingga sampai sasaran.
"Rudal-rudal itu akan berfungsi dari jarak jauh," tutur Hashim.
"Saya rasa pesawat-pesawat itu tidak terbang di atas Doha. Mereka meluncurkan rudal dari jarak jauh dengan presisi tinggi. Serangan rudal itu dipandu dengan intelijen dari darat," kata Hashim.
Ia menduga jet-jet itu cukup terbang di langit Arab Saudi atau kemungkinan besar Yordania untuk mengunci target di Doha.
Namun karena F-35 juga merupakan jenis jet siluman, keberadaannya kemungkinan besar tidak terdeteksi.
"Mungkin (radar) Saudi tidak bisa menangkapnya. Tapi seandainya Saudi menangkapnya, saya rasa mereka tidak akan terlibat," terang Hashim.
"Mereka mungkin memiliki perlindungan pertahanan udara dengan beberapa rudal untuk melindungi serangan dari luar melalui udara," ia menambahkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa serangan udara itu untuk menargetkan markas Hamas di Doha.
Meski demikian, serangan itu memicu kecaman internasional. Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga memperingatkan Tel Aviv akan konsekuensi serius akibat serangan itu.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengelar rapat darurat untuk membahas serangan Israel ke Doha, Qatar.
(bac)