Kenapa PM Jepang Shigeru Ishiba Tiba-tiba Resign dari Jabatan?

23 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (7/9) malam menyusul desakan dari internal partainya yang meningkat.

Tekanan untuk mundur meningkat terutama desakan agar ia bertanggung jawab atas kekalahan bersejarah yang dialami Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam pemilu parlemen pada Juli lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang negosiasi mengenai langkah-langkah tarif AS telah mencapai kesimpulan, saya yakin ini adalah saat yang tepat," kata Ishiba dalam konferensi pers, seperti dikutip AFP.

"Saya telah memutuskan untuk mundur dan memberi jalan bagi generasi berikutnya," ujarnya.

Politikus berusia 68 tahun yang dikenal berhaluan moderat itu sebelumnya menolak desakan dari faksi kanan di partainya untuk mundur. 

Ishiba berargumen bahwa dirinya ingin menghindari kekosongan pemimpin politik di tengah tantangan besar yang dihadapi Jepang, baik domestik maupun internasional. 

Beberapa tantangan yang mencekik situasi ekonomi Jepang adalah mulai dari tarif impor Amerika Serikat, kenaikan harga, hingga meningkatnya ketegangan di kawasan Asia-Pasifik.

Dalam konferensi pers Minggu malam, Ishiba menjelaskan bahwa ia sebenarnya telah lama berniat bertanggung jawab atas kekalahan partainya pada pemilu musim panas lalu. Namun, ia memilih menuntaskan lebih dahulu negosiasi tarif dengan Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai kepentingan nasional.

"Siapa yang mau bernegosiasi serius dengan pemerintah yang pemimpinnya sudah menyatakan akan mundur?" ujarnya seperti dikutip Associated Press (AP).

Ishiba menilai saat yang tepat tiba setelah Presiden AS Donald Trump, pada Jumat lalu, memerintahkan penurunan tarif terhadap mobil dan produk Jepang lain dari 25% menjadi 15%.

"Setelah mencapai tonggak penting dalam negosiasi tarif dengan AS, saya putuskan inilah saatnya memberi jalan bagi penerus," kata Ishiba.

Alasan buat Ishiba mundur

Pengunduran diri Ishiba diumumkan sehari sebelum partainya memutuskan apakah akan menggelar pemilihan ketua lebih awal atau tidak.

Sementara itu, pemilihan lebih awal ini sebuah langkah yang secara de facto dianggap sebagai mosi tidak percaya terhadap dirinya bila disetujui.

Ishiba menyebut keputusan mundur sebagai "pilihan menyakitkan" demi menghindari perpecahan internal.

"Hal itu akan menimbulkan perpecahan kritis di dalam partai, dan sama sekali bukan itu yang saya inginkan," tegasnya.

Ishiba mengatakan dirinya akan memulai proses pemilihan ketua partai untuk menentukan penggantinya yang dijadwalkan berlangsung Oktober. Ia akan tetap menjabat sebagai perdana menteri hingga pemimpin baru terpilih dan disahkan oleh parlemen.

Kepemimpinan Ishiba yang hanya berlangsung setahun ini menegaskan rapuhnya pemerintahan minoritas Jepang.

Sebagai sosok independen yang baru memenangkan kursi ketua setelah lima kali mencalonkan diri, Ishiba mengaku menyesal tidak mampu memenuhi harapan rakyat akan perubahan. "Akibatnya, saya gagal berjalan sesuai arah saya sendiri, dan saya bertanya-tanya apa yang seharusnya bisa saya lakukan dengan lebih baik," ujarnya.

Ia juga memastikan tidak akan maju dalam pemilihan ketua partai berikutnya, meski menyesal meninggalkan sejumlah agenda yang belum tuntas, termasuk kebijakan kenaikan gaji, reformasi pertanian, serta penguatan keamanan Jepang. Ishiba meminta penerusnya kelak melanjutkan isu-isu tersebut.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |