Polisi Korsel Tahan 6 Warga AS yang Kirim Alkitab dan Dolar ke Korut

6 hours ago 3

CNN Indonesia

Jumat, 27 Jun 2025 23:19 WIB

Kepolisian Korea Selatan menahan 6 warga negara AS yang berusaha mengirim sekitar 1.300 botol plastik berisi beras, uang dolar AS, dan Alkitab ke Korea Utara. Wilayah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian Korea Selatan menahan enam warga negara Amerika Serikat (AS) yang kedapatan berusaha mengirim sekitar 1.300 botol plastik berisi beras, uang dolar AS, dan Alkitab ke Korea Utara.

Pejabat kepolisian setempat mengonfirmasi insiden tersebut pada Jumat (27/6). Kelompok aktivis yang merupakan warga AS itu dianggap membuat perbatasan di Korea Selatan menjadi ancaman.

Kelompok tersebut mencoba menghanyutkan botol-botol itu melalui laut dari sebuah pulau perbatasan di sebelah barat ibu kota Seoul, dekat dengan wilayah Korea Utara yang terisolasi. Namun, aksi mereka terpergok oleh patroli militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pejabat di Kantor Polisi Incheon Ganghwa bahwa keenam warga AS itu diduga melanggar undang-undang bencana dan keselamatan negara. Tindakan mereka dilakukan di area yang baru-baru ini ditetapkan sebagai "zona risiko," yang melarang aktivitas yang dianggap membahayakan penduduk setempat.

"Kami sedang menyelidiki mereka melalui seorang penerjemah dan akan memutuskan setelah 48 jam apakah akan membebaskan mereka atau tidak," jelas pejabat tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (27/6).

Penangkapan ini terjadi tak lama setelah Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung, menjabat pada awal Juni 2025. Lee telah berjanji untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara setelah ketegangan antara kedua negara sempat memuncak.

Sebagai langkah awal, Lee telah menangguhkan siaran pengeras suara anti-Korea Utara di perbatasan dan meminta para aktivis di Selatan yang meluncurkan balon helium berisi selebaran berisi kritik terhadap pemimpin Korut Kim Jong-Un itu untuk berhenti, dalam upaya mencegah memburuknya hubungan.

Chung Dong-young, yang telah dinominasikan sebagai Menteri Unifikasi Korea Selatan, pada Rabu (25/6) lalu menyatakan bahwa balon berisi selebaran tersebut bertindak sebagai "katalisator konfrontasi dan permusuhan" antara kedua Korea. Ia juga menyampaikan harapannya untuk membangun kembali komunikasi dengan Korea Utara.

Para aktivis, yang seringkali merupakan pembelot dari Korea Utara atau anggota kelompok Kristen, terkadang memang mencoba mengirimkan barang-barang seperti Alkitab dan USB stick berisi drama TV Korea Selatan dalam botol plastik melalui jalur laut.

Pihak Korea Utara sendiri telah mengecam para aktivis ini, menyebut mereka sebagai "sampah manusia," dan membalas aksi tersebut tahun lalu dengan meluncurkan balon berisi sampah ke Korea Selatan serta menyiarkan siaran anti-Seoul di sepanjang perbatasan.

Keluhan dari penduduk setempat yang merasa terancam oleh tindakan para aktivis telah menyebabkan beberapa area perbatasan di Korea Selatan, termasuk Pulau Ganghwa, yang ditetapkan sebagai "zona risiko" sejak akhir tahun lalu. Penetapan ini memungkinkan pihak berwenang untuk meningkatkan pengawasan terhadap peluncuran balon dan kampanye anti-Korea Utara lainnya.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |