80 Ribu Tentara Israel Mengalami Gangguan Jiwa, Mirip Perang Vietnam

1 hour ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari 80 ribu tentara Israel dilaporkan mengalami gangguan psikologis setelah melakukan agresi di Jalur Gaza, Palestina. Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Israel pada Minggu (7/12).

Jumlahnya bahkan mengalami lonjakan tajam yang tak pernah terjadi sebelumnya. Para prajurit itu, menurut sejumlah media Israel, dilaporkan melakukan tindakan bunuh diri.

Terdapat 279 tentara Israel yang melakukan percobaan bunuh diri selama 18 bulan terakhir dan 36 berujung kematian. Sebagian lainnya menenggelamkan diri dalam narkoba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Kepala Departemen Rehabilitasi Kemhan Israel, Tamar Shimoni, mengatakan kepada Army Radio hal ini tak pernah terjadi sebelumnya.

"[Ini] belum pernah terjadi," kata Shimoni, seperti dikutip Anadolu Agency.

Menurut Shimoni, sepertiga tentara Israel mengalami masalah psikologis terkait peristiwa 7 Oktober 2023.

Gangguan stres pascatrauma

Apa yang dialami oleh para prajurit Israel itu dikenal dengan nama Gangguan Stres Pascatrauma atau PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Dalam psikologi hal ini merupakan kondisi kesehatan mental serius yang timbul setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis seperti peperangan, ditandai gejala seperti kilas balik dan mimpi buruk.

Gangguan mental ini masuk ke dalam pembahasan psikologi tahun 1980 setelah sejumlah ahli meneliti para tentara yang terlibat dalam Perang Dunia I dan II serta Perang Vietnam.

Laman psychiatrictimes.com menuliskan, "Saat itu PTSD dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stresor katastrofik di luar jangkauan pengalaman manusia biasa. Hal ini tampaknya berlaku tidak hanya untuk perang, tetapi juga untuk peristiwa-peristiwa seperti penyiksaan, pemerkosaan, dan bencana alam."

Gangguan mental ini disebabkan oleh sebuah tindakan yang dinilai menyalahi moral.

"Kini kami juga tahu bahwa bagi sebagian orang, cedera moral dapat terjadi karena melakukan hal-hal seperti membunuh untuk tujuan yang dipertanyakan, dan hal itu dapat berkontribusi pada perkembangan PTSD," tertulis di laman tersebut.

Hal yang sama terjadi pada tentara Amerika Serikat yang ikut berperang di Vietnam.

"Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah istilah umum yang diberikan untuk menggambarkan suatu penderitaan yang memengaruhi sebagian orang yang bertugas di Vietnam dan berhasil selamat. Gangguan stres pascatrauma adalah kecemasan berat yang diakibatkan oleh stres eksternal di luar pengalaman yang biasa dan dapat ditoleransi," demikian laman laman psichiatry times.

Awalnya PTSD disebut "Sindrom DaCostas", diambil dari nama dokter yang mempublikasikan gejala-gejala mengganggu yang ia lihat pada tentara dari kedua belah pihak yang bertempur. Mereka mengalami sesak napas, denyut nadi cepat, dan kelelahan saat stres, terutama saat mengingat kembali aspek-aspek tertentu dari pertempuran.

Shock akibat peluru, kelelahan akibat pertempuran, dan sindrom pasca-Vietnam merupakan istilah yang diberikan untuk gejala PTSD sebelum secara resmi ditambahkan ke dalam DSM (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental) sebagai gangguan kecemasan pada tahun 1980. Sejak itu, PTSD telah diubah menjadi gangguan yang berkaitan dengan trauma dan stresor.

(imf/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |