CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2025 08:00 WIB
Kelompok milisi Hamas Palestina berjanji tak akan melancarkan serangan ke Israel di masa mendatang. (Foto: REUTERS/Hatem Khaled)
Jakarta, CNN Indonesia --
Kelompok milisi Hamas Palestina berjanji tak akan melancarkan serangan ke Israel di masa mendatang.
Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, Pemimpin Hamas di Luar Negeri Khaled Meshaal mengatakan kelompoknya akan mengambil sejumlah langkah guna menghentikan serangan apa pun terhadap Israel di masa depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Hamas menolak pelucutan senjata karena bagi mereka menyerahkan senjata sama saja seperti "mencabut jiwa".
Pada kesempatan itu, Meshaal juga bicara mengenai posisi Hamas terkait proposal damai Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang salah satunya mencakup pembentukan otoritas Gaza pascaperang. Ia menekankan Hamas tidak akan pernah menerima pemerintahan non-Palestina di Gaza.
Ucapan Meshaal merujuk pada "Dewan Perdamaian" di mana Trump akan menjadi ketuanya dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair akan menjadi salah satu anggota.
Kendati demikian, sejumlah media melaporkan pada Selasa (9/12) bahwa pencalonan Blair dalam Dewan Perdamaian telah ditolak menyusul penentangan dari sejumlah negara Arab-Muslim.
Reputasi Blair tercoreng imbas perannya dalam invasi AS di Irak pada 2003 serta gagalnya ia dalam berperan sebagai utusan Kuartet untuk Timur Tengah.
Lebih lanjut, Meshaal juga mengutarakan pandangan mengenai kekhawatiran global bahwa perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel berpotensi melemah mengingat fase dua yang hingga kini belum berlangsung.
Menurutnya, peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza sangat penting agar fase kedua bisa dimulai.
"Kami memberi tahu para mediator bahwa Gaza membutuhkan orang-orang yang dapat membantu mereka bangkit dan pulih kembali," ujarnya.
Gencatan senjata Hamas-Israel yang disepakati pada Oktober lewat mediasi AS sebagian besar masih bertahan, meski sering terjadi pelanggaran oleh Israel.
Namun, negara Arab-Muslim di Forum Doha pekan lalu menyuarakan kekhawatiran bahwa perjanjian ini bakal melemah lantaran masifnya pelanggaran yang terjadi.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan dalam forum tersebut bahwa gencatan senjata Gaza berada pada "momen kritis". Para menteri luar negeri Turki dan Mesir juga mendesak negara-negara berpengaruh untuk melipatgandakan upaya agar kesepakatan tersebut tetap berjalan.
Saat ini, seluruh tawanan Hamas, baik yang hidup maupun yang sudah tewas, telah dikembalikan ke Israel. Ratusan tahanan Israel juga telah dibebaskan dari penjara-penjara Zionis dan dipulangkan ke Gaza.
Berdasarkan kesepakatan untuk fase satu gencatan senjata, Israel juga harus meningkatkan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Namun, yang terjadi sekarang, volume bantuan masih jauh di bawah jumlah yang disepakati.
(blq/rds)

13 hours ago
5

















































