Israel Kelabakan Bantah Pengakuan Prajurit Tembaki Warga Antre Bantuan

8 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Militer Israel kelabakan membantah pengakuan salah satu prajuritnya sendiri, yang mengatakan bahwa militer Zionis memang diperintahkan untuk menembaki warga Jalur Gaza, Palestina, yang mengantre bantuan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz menegaskan dalam pernyataan bersama bahwa pengakuan tersebut tak benar.

Netanyahu dan Katz lantas menuding Haaretz telah menerbitkan 'fitnah berdarah' karena membuat laporan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah kebohongan kejam yang dirancang untuk mendiskreditkan IDF (Pasukan Pertahanan Israel), tentara paling bermoral di dunia," demikian pernyataan Netanyahu dan Katz.

Netanyahu dan Katz menyatakan IDF beroperasi dalam kondisi sulit untuk melawan musuh yang beroperasi di balik warga sipil.

"Tentara IDF menerima perintah yang jelas untuk menghindari menyakiti warga sipil yang tidak bersalah, dan mereka bertindak sesuai dengan perintah tersebut," kata keduanya, seperti dikutip The Jerusalem Post.

IDF sementara itu juga sudah buka suara mengenai laporan Haaretz. Militer membantah laporan tersebut dan menegaskan bahwa mereka tidak memerintahkan prajurit untuk menembaki warga sipil yang mengantre bantuan.

"Kami sangat membantah tuduhan yang dibuat dalam artikel tersebut. IDF tidak menginstruksikan pasukan untuk dengan sengaja menembak warga sipil, termasuk mereka yang mendekati pusat distribusi," demikian pernyataan IDF.

"Untuk lebih jelasnya, arahan IDF melarang serangan yang disengaja terhadap warga sipil," lanjut IDF.

IDF kemudian menambahkan bahwa tentara yang diwawancara Haaretz "tidak berada di lapangan."

Haaretz sebelumnya mempublikasi pengakuan mengejutkan dari salah seorang prajurit IDF di Gaza.

Media sayap kiri Israel itu mengabarkan bahwa para tentara Israel telah menerima perintah untuk menembaki kerumunan warga Palestina meskipun tidak menimbulkan ancaman.

"Di lokasi saya ditempatkan, satu hingga lima orang tewas terbunuh setiap hari," ucap prajurit tersebut, sambil menggambarkan bahwa lokasinya bak 'medan pembunuhan'.

Menurut prajurit itu, warga Palestina di tempatnya berjaga "diperlakukan seperti musuh."

"Tidak ada pengendalian massa, tidak ada gas air mata. Hanya tembakan langsung dengan segala cara yang bisa dibayangkan," akunya.

Advokat Jenderal Militer Israel, dalam laporan Haaretz, disebutkan telah memerintahkan penyelidikan mengenai kemungkinan kejahatan perang buntut penembakan disengaja ini.

Haaretz mengutip seorang juru bicara militer yang mengatakan bahwa prajurit berusaha meminimalkan potensi gesekan antara penduduk dan pasukan Israel, sambil menambahkan bahwa usai laporan warga sipil tertembak, militer IDF melakukan penyelidikan dan memberikan instruksi baru kepada pasukan darat.

Haaretz juga mengutip sumber anonim yang mengatakan bahwa unit tentara yang dibentuk untuk investigasi telah ditugaskan untuk memeriksa prajurit yang berjaga di dekat lokasi distribusi bantuan.

Sejak Gaza Humanitarian Fund (GHF) ditugaskan membagikan bantuan ke warga Gaza per 27 Mei, lebih dari 500 warga Gaza tewas di dekat lokasi distribusi GHF.

Badan bekingan Amerika Serikat itu sudah berulang kali dikritik karena operasionalnya yang sangat buruk dalam mendistribusikan bantuan untuk warga Gaza.

Kepada The Jerusalem Post, GHF menyatakan bahwa saat ini tak ada insiden maupun kematian di sekitar pusat distribusi. GHF malah menyanjung IDF yang bertugas menyediakan jalan aman bagi para warga Gaza.

"GHF tidak mengetahui salah satu dari insiden ini, tapi tuduhan ini terlalu serius untuk diabaikan. Oleh karena itu kami menyerukan Israel untuk menyelidikinya dan secara transparan mempublikasikan hasilnya," demikian pernyataan GHF.

GHF juga mengeklaim telah mendistribusikan lebih dari 25 ribu box bantuan di tiga lokasi distribusi terpisah kepada warga Gaza.

(blq/dna)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |