CNN Indonesia
Kamis, 20 Nov 2025 15:10 WIB
Inggris mengancam Rusia usai kapal militer Moskow, Yantar, memasuki perairan Inggris, beberapa pekan terakhir. (Foto: AFP/JUSTIN TALLIS)
Jakarta, CNN Indonesia --
Inggris mengancam Rusia usai kapal militer Moskow, Yantar, memasuki perairan Inggris, beberapa pekan terakhir.
Menteri Pertahanan Inggris John Healey menyebut kapal militer Rusia memasuki perairan Inggris dua kali sepanjang 2025. Pertama pada Januari dan kedua yang baru-baru ini terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yantar berada di tepi perairan Inggris, utara Skotlandia, memasuki perairan Inggris yang lebih luas selama beberapa pekan terakhir," kata Healey saat konferensi pers pada Rabu, dikutip AFP.
Yantar, kata dia, merupakan armada Rusia yang dirancang untuk menempatkan dan menahan infrastruktur bawah laut Inggris dan sekutunya dalam risiko.
Healey lalu mengatakan Inggris mengerahkan fregat Angkatan Laut dan pesawat Angkatan Udara untuk memantau dan melacak setiap pergerakan Yantar. Namun, selama proses monitoring ini kapal Kremlin menyerang pasukan Inggris.
"Yantar mengerahkan laser ke pilot kami," kata dia.
Lebih lanjut, Menhan itu menegaskan penembakan laser ke arah pilot sangat berbahaya. Dia menyebut masalah ini sudah disampaikan ke Presiden Rusia Vladimir Putin.
Healey juga mengindikasikan Inggris akan mengambil langkah militer jika Rusia tak mendengar peringatannya.
"Kami mengawasi Anda. Kami tahu apa yang Anda lakukan. Jika Yantar berlayar ke selatan pekan ini, kami siap," ujar Healey.
Sementara itu, Kedutaan Rusia di Inggris menyebut pernyataan Healey justru membuat keamanan di Eropa jadi lebih buruk.
"Dengan kebijakan Russofobia dan eskalasi histeria militeristiknya, London berkontribusi pada degradasi keamanan Eropa lebih lanjut dan menciptakan kondisi untuk situasi berbahaya baru," demikian pernyataan Kedubes Rusia, dikutip TASS.
"Kami mendesak Inggris untuk menahan diri dari mengambil langkah-langkah yang memperburuk krisis di Eropa," lanjut mereka.
Inggris dan sekutu NATO berulang kali menyampaikan kekhawatiran soal risiko yang ditimbulkan Rusia terkait infrastruktur lepas pantai. Beberapa waktu terakhir, kabel telekomunikasi dan listrik bawah laut diduga disabotase.
Para ahli dan politisi negara Eropa menuduh Rusia mendalangi perang hibrida melawan Barat saat mereka berselisih tentang Ukraina.
(isa/rds)

6 hours ago
3
















































