CNN Indonesia
Minggu, 07 Des 2025 14:20 WIB
Perisai baja raksasa yang melindungi lokasi bekas bencana nuklir Chernobyl di Ukraina kini tidak lagi bisa menahan limbah radioaktif. AFP/DIMITAR DILKOFF
Jakarta, CNN Indonesia --
Perisai baja raksasa yang melindungi lokasi bekas bencana nuklir Chernobyl di Ukraina kini tidak lagi bisa menahan limbah radioaktif setelah terkena serangan drone pada Februari lalu.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Jumat (5/12) mengatakan bagian pelindung bernama New Safe Confinement (NSC) itu mengalami kerusakan parah dan kehilangan fungsi utamanya, termasuk menahan radiasi agar tidak menyebar.
Melansir CNN, Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan pada 14 Februari di Chernobyl, tetapi Kremlin membantah tudingan tersebut. Serangan itu menyebabkan kebakaran dan merusak lapisan luar pelindung baja tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IAEA merekomendasikan perbaikan besar pada struktur pelindung yang dibangun sejak 2010 hingga 2019 itu.
"Perbaikan sementara sudah dilakukan, tapi pemulihan total sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi.
Meski begitu, Grossi memastikan tidak ada kerusakan permanen pada rangka utama atau sistem pemantauan radiasi. IAEA, yang memiliki tim permanen di lokasi, sambungnya, akan terus melakukan segala upaya untuk mendukung pemulihan penuh keselamatan dan keamanan nuklir.
Ini bukan pertama kalinya Chernobyl menjadi sorotan selama hampir empat tahun perang Rusia-Ukraina. Pasukan Rusia sempat merebut pembangkit nuklir dan wilayah sekitarnya pada awal invasi besar-besaran Moskow pada Februari 2022, serta menahan staf di dalamnya sebelum akhirnya mundur dan menyerahkan kendali kembali ke pihak Ukraina sebulan kemudian.
NSC adalah struktur baja besar berbentuk lengkung yang dibangun di lokasi Chernobyl untuk menutupi reaktor nomor empat yang hancur dan menampung bahan radioaktifnya. NSC dirancang untuk bertahan selama 100 tahun serta memainkan peran penting dalam mengamankan lokasi tersebut.
Pada 26 April 1986, ledakan dahsyat mengguncang reaktor nomor 4 di Chernobyl yang saat itu masih berada di bawah Uni Soviet. Ledakan menyebarkan material radioaktif ke wilayah luas di Ukraina, Belarus, Rusia, hingga Eropa bagian lain.
Lebih dari 30 orang tewas di kota terdekat, Pripyat, sementara banyak lainnya menderita akibat paparan radiasi. Tingkat cacat lahir dan kasus kanker di kawasan terdampak radiasi masih tinggi hingga kini.
(fby/mik)

8 hours ago
7

















































