CNN Indonesia
Jumat, 11 Jul 2025 15:47 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) Francesca Albanese buka suara usai Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepadanya menyusul laporan ekonomi genosida Israel.
Albanese mengatakan sanksi dan intimidasi AS tak bisa membungkam atau menghentikan dia mengkritik Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Ini tak akan menghentikan] upaya untuk menghormati keadilan dan hukum internasional," kata Albanese pada Kamis (10/7) kepada Al Jazeera.
Dia lalu mengatakan siasat AS mengingatkan teknik "intimidasi mafia."
"Sanksi hanya akan berhasil jika orang-orang takut dan berhenti terlibat," imbuh Albanese.
Albanese sebelumnya mempresentasikan laporan berjudul "Dari ekonomi pendudukan ke ekonomi genosida" pada pekan lalu di markas PBB. Dokumen itu menyoroti perusahaan global mendukung pendudukan hingga agresi Israel di Palestina.
Banyak perusahaan berasal dari Amerika Serikat dan Inggris, tetapi ada pula dari negara seperti China, Korea Selatan, Swedia.
"Israel dan produsen senjata global telah mengembangkan sistem yang semakin efektif mengusir warga Palestina dari tanah mereka," demikian penggalan dalam laporan PBB.
Setelah laporan itu disampaikan, AS melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio menjatuhkan sanksi ke Albanese.
"Hari ini saya menjatuhkan sanksi ke Pelapor Khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB Francesca Albanese atas upayanya yang tidak sah dan memalukan terhadap pejabat, perusahaan, dan eksekutif AS serta Israel," kata Rubio.
Israel menduduki Palestina sejak 1947 dan meluncurkan agresi pada Oktober 2023.
Selama agresi, Israel habis-habisan warga dan objek sipil. Imbasnya, lebih dari 56.000 warga di Palestina meninggal dan ratusan ribu rumah hancur.
Sepanjang agresi itu pula, AS tak pernah surut memasok bantuan ke Israel.
(isa/rds)