Penembakan Brutal di Sydney, Bagaimana Kontrol Senjata di Australia?

10 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Sydney Australia menarik perhatian dunia gegara insiden penembakan di Pantai Bondi saat peringatan hari keagamaan Yahudi atau Hanukkah pada Minggu (14/12).

Kejadian itu bermula saat komunitas Yahudi memperingati hari besar mereka atau dikenal Festival Cahaya. Lalu, tiba-tiba dua orang bersenjata mendekat dan melepaskan tembakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas penembakan itu, sebanyak 15 orang termasuk pelaku tewas dan 40 lainnya mengalami luka-luka. Penembakan itu memicu kecaman dari komunitas internasional.

Australia merupakan salah satu negara yang memperkenalkan sejumlah undang-undang senjata api paling ketat di dunia.

Lalu bagaimana kebijakan pengendalian senjata api di negara ini?

Sebelum insiden di Pantai Bondi, Australia juga sempat bergejolak usai penembakan di Kota Port Arthur, Tasmania, pada 1996. Akibat peristiwa itu, 35 orang tewas.

Beberapa pekan usai penembakan tersebut, Australia melarang senapan dan shotgun otomatis serta semi-otomatis, memperkenalkan program pembelian kembali senjata api secara nasional, dan menerapkan masa tunggu 28 hari untuk pembelian senpi, demikian dikutip Al Jazeera.

Pada 2001, pemerintah Australia membeli kembali sekitar 659.940 senjata api terlarang berdasarkan UU baru. Melalui skema ini, pihak berwenang Australia berhasil mendapat kembali puluhan ribu senjata.

Namun, penerapan hukum undang-undang tersebut terabaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Lembaga think tank, Australia Institute, juga mencatat jumlah senjata api saat ini lebih banyak daripada sebelum insiden 1996.

Dalam catatan mereka tertera jumlah senjata api di Australia pada 2017 sebanyak 3,6 juta. Jumlah ini lebih tinggi daripada sebelum peristiwa Port Arthur yang hanya 3,2 juta.

Peneliti di Australia Institute, Bill Browne, juga mengatakan jumlah pemburu, penembak olahraga, dan pemilik senjata berlisensi telah menurun dalam 20 tahun terakhir, tetapi jumlah senjata api justru meningkat.

Artinya pemegang izin senjata bisa membeli/memiliki lebih banyak senjata dari biasanya.

"Warga Australia akan terkejut mengetahui bahwa Australia sekarang punya lebih banyak senjata api daripada sebelum pembantaian Port Arthur dan pemberlakuan kontrol senjata api yang ketat," kata Browne.

(isa/rds)

Read Entire Article
Perlautan | Sumbar | Sekitar Bekasi | |