CNN Indonesia
Jumat, 11 Jul 2025 19:02 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang remaja perempuan di Pakistan ditembak mati ayah kandungnya sendiri, gara-gara dia menolak untuk menghapus akun TikTok miliknya.
Peristiwa ini terjadi di Rawalpindi, kota yang berdekatan dengan ibu kota Islamabad. Polisi menyebutkan bahwa korban adalah remaja perempuan berusia 16 tahun.
"Si ayah meminta anak perempuannya untuk menghapus akun TikTok. Karena menolak, ia dibunuh," ujar juru bicara kepolisian Pakistan kepada AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menyebut insiden pembunuhan ayah kepada putrinya itu dilakukan Selasa (8/7) kemarin, demi menjaga "kehormatan keluarga". Pelaku kini telah ditangkap.
Awalnya, pihak keluarga sempat mencoba menutupi kejadian tersebut sebagai kasus bunuh diri. Namun, hasil penyelidikan mengungkap bahwa itu adalah pembunuhan.
Kekerasan terhadap perempuan oleh anggota keluarga bukan hal asing di Pakistan, terutama bagi mereka yang dianggap tidak mengikuti norma perilaku yang ketat di ruang publik, termasuk di media sosial.
Bulan lalu, seorang influencer TikTok berusia 17 tahun dengan ratusan ribu pengikut juga tewas dibunuh di rumahnya oleh seorang pria yang cintanya ditolak.
Korban, Sana Yousaf, dikenal aktif membagikan konten tentang kafe favoritnya, produk perawatan kulit, dan pakaian tradisional, serta telah memiliki lebih dari satu juta pengikut di berbagai platform media sosial termasuk TikTok.
Aplikasi TikTok sangat populer di Pakistan, sebagian karena kemudahan aksesnya bagi masyarakat dengan tingkat literasi rendah.
Aplikasi ini juga menjadi ruang bagi perempuan untuk meraih audiens dan pendapatan, sesuatu yang jarang terjadi di negara di mana kurang dari seperempat perempuan bekerja di sektor formal.
Namun, akses terhadap teknologi masih menunjukkan ketimpangan yang signifikan. Hanya 30 persen perempuan di Pakistan yang memiliki smartphone, sementara jumlah pria pemilik smartphone mencapai 58 persen.
Pemerintah Pakistan melalui otoritas telekomunikasi telah berulang kali memblokir atau mengancam akan memblokir TikTok, dengan alasan konten yang dianggap "tidak bermoral", termasuk yang terkait LGBTQ dan konten seksual.
Di provinsi Balochistan, wilayah dengan banyak daerah yang masih menerapkan hukum adat suku, seorang pria sebelumnya juga mengaku membunuh anak perempuannya yang berusia 14 tahun.
Ia menganggap video TikTok yang diunggah sang anak telah merusak "kehormatan" keluarga.
(zdm/dna)