CNN Indonesia
Sabtu, 22 Nov 2025 03:20 WIB
Ilustrasi. Rencana damaikan Rusia-Ukraina yang digagas Amerika ditolak Zelensky. (REUTERS/Valentyn Ogirenko)
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan penolakannya terhadap rencana Amerika Serikat untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Ia menilai usulan tersebut berpotensi "mengkhianati" Ukraina karena memberikan keunggulan strategis kepada Moskow.
Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan bahwa Eropa tetap mendukung penuh Kyiv. Ia menyoroti "dukungan tak tergoyahkan dan sepenuhnya" bagi Ukraina dalam mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana yang diajukan Washington disebut-sebut mengesampingkan Eropa. Sejumlah negara Uni Eropa dikabarkan resah karena proposal tersebut dinilai bisa mengakhiri perang dengan syarat yang terlalu menguntungkan Rusia.
Berlin bahkan menekankan bahwa garis depan saat ini harus menjadi dasar bagi setiap pembicaraan, berbeda dari rencana AS yang disebut akan langsung menyerahkan wilayah luas kepada Moskow.
Kremlin desak negosiasi
Sementara itu, Kremlin menilai bahwa kemenangan sudah berada dalam jangkauan, baik melalui diplomasi maupun kekuatan militer. Juru bicara Dmitry Peskov menyarankan Zelensky untuk segera bernegosiasi sebelum Ukraina "kehilangan lebih banyak wilayah".
"Ruang kebebasan dalam pengambilan keputusan semakin mengecil seiring hilangnya wilayah," ujar Peskov mengutip AFP.
Moskow juga terus menyerukan penggulingan Zelensky sejak invasi dimulai. Rencana AS bahkan memuat ketentuan agar Ukraina menggelar pemilu dalam waktu 100 hari.
Belum ada tenggat resmi bagi Kyiv untuk merespons proposal tersebut. Namun Zelensky mengatakan ia akan berbicara langsung dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari ke depan.
Respons warga dan politisi Ukraina terbelah
Di Kyiv, sikap publik terbelah. Sebagian warga menilai Ukraina harus mempertimbangkan proposal itu demi memperbaiki posisi negosiasi. Namun sebagian lainnya menganggap usulan tersebut tak lebih dari ajakan menyerah.
Yanina, seorang penjahit berusia 41 tahun, mengatakan rencana itu tak akan membawa hasil. "Kita dan Rusia sama-sama tidak akan membuat konsesi," ujarnya.
Sementara itu, banyak politisi Ukraina tidak menyembunyikan kemarahannya. "Menjadi benar-benar tercengang sudah jadi hal normal bagi kami," kata seorang anggota parlemen kepada AFP.
(tis/tis)

2 hours ago
2













































